Internasional . 25/11/2024, 15:16 WIB
fin.co.id - Situasi politik di Filipina makin memanas. Ini setelah Wakil Presiden (Wapres) Filipina, Sara Duterte mengancam akan membunuh Presiden Ferdinand Romualdez Marcos Jr alias Bongbong Marcos dan ibu negara Liza Araneta.
"Jika saya terbunuh, Marcos, Liza Araneta, dan Martin Romualdez (Ketua DPR) juga akan terbunuh," ancam Sara Duterte dalam jumpa pers via zoom pada Sabtu, 23 November 2024.
Ancaman Sara Duterte yang juga putri mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte itu tidak main-main. Dia mengatakan sudah berbicara denga seseorang (pembunuh bayaran) yang telah diperintahkan untuk menghabisi 3 tokoh penting tersebut.
"Jangan khawatir dengan keamanan saya. Karena saya sudah berbicara dengan seseorang. Saya katakan kepadanya, jika saya terbunuh, bunuh saja BBM (Bong Bong Marcos), Liza Araneta dan Martin Romualdez. Saya tidak bercanda," imbuh Sara.
Jumpa pers lewat tengah malam itu terjadi setelah komite DPR memerintahkan pemindahan kepala stafnya Zuleika Lopez dari fasilitas penahanan DPR ke Fasilitas Pemasyarakatan Wanita di Kota Mandaluyong.
Seharusnya hanya Zuleika Lopez satunya yang memberikan konferensi pers tanpa izin dari sel tahanannya. Tetapi tiba-tiba Sara Duterte mengambil alih. Dia mengatakan Lopez menderita kecemasan dan serangan panik. "Dia tidak bisa melakukannya lagi. Saya pikir dia akan pingsan. Saya belum pernah melihatnya menangis seperti itu," tegas Sara Duterte.
Dalam konferensi pers virtual tersebut, Sara Duterte mengklaim Martin Romualdez adalah satu-satunya orang yang menginginkan dirinya mati.
Sara Duterte tampak sangat marah. Dia pun menyerang Presiden Ferdinand Marcos Jr, Ibu Negara Liza Araneta dan Ketua DPR Martin Romualdez.
Sara Duterte berulang kali menyebut Presiden Bongbong Marcos Jr sebagai pembohong dan menuduhnya mengingkari janjinya kepada rakyat Filipina untuk menurunkan harga beras.
Saat Sara Duterte sedang mengomel, Lopez terdengar berteriak dan menangis. Ia juga muntah-muntah. Sara kemudian terlihat berbicara kepada petugas keamanan DPR untuk meminta ambulans. Setelah itu, Sara Duterte keluar meninggalkan panggilan Zoom.
Kepala Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Romeo Brawner meminta publik tetap tenang. Angkatan Bersenjata tetap akan fokus untuk melindungi rakyat dan negara serta setia kepada konstitusi.
"Kita menghadapi tantangan yang lebih besar yang membutuhkan kekuatan negara bersatu dan angkatan bersenjata. Sebagai landasan stabilitas nasional kami akan tetap bersikap non-partisan, dengan rasa hormat yang tinggi terhadap lembaga demokrasi dan otoritas sipil," tegas Romeo Brawner.
Dia mengajak rakyat Filipina untuk bersatu melawan orang-orang yang akan mencoba memutuskan ikatan persaudaraan sesama warga Filipina," tutupnya.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com