Strategi Kemenkes Atasi Biaya Pengobatan Mahal: Kurangi Pajak

fin.co.id - Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan (Dirjen Keslan Kemenkes RI) Azhar Jaya mengungkapkan strategi yang tengah dilakukan Kemenkes untuk mengatasi mahalnya biaya pengobatan. Mahalnya biaya pengobatan disinyalir menjadi salah satu penyebab warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri.

Oleh karena itu, kata dia, Kemenkes terus melakukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan, termasuk menurunkan biaya pengobatan. Utamanya adalah menguatkan penggunaan obat-obatan terstandar.

"Pertama, obat-obatannya harus testandar. Obat-obatannya kalau bisa diproduksi di Indonesia," kata Azhar ketika ditemui di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta, Kamis 21 November 2024.

Ia juga mewanti-wanti agar perusahaan farmasi tidak bermain di balik meja dengan dokter untuk melariskan produknya. "Jangan ada lagi kolusi antara pabrik obat dengan dokter," tandasnya.

Di samping itu, kata dia, pihaknya juga berupaya agar pajak terkait obat dan alat kesehatan dapat diturunkan.

"Kita berusaha, lagi bernegosiasi dengan Kementerian Keuangan untuk mengurangi pajak sehingga tarif kita bisa lebih kompetitif," tuturnya.

Meski begitu, ia menegaskan, permasalahan mahalnya biaya pengobatan bukan semata karena pajak.

"Walaupun belum tentu semuanya karena pajak. Faktor-faktor X yang di luar itu yang perlu kita tingkatkan."

Di samping itu tadi, "Hospitality-nya daripada dokter di Indonesia juga harus kita tingkatkan. Jangan sampai dokter mengalami kesulitan komunikasi dengan pasien."

Berbagai upaya perbaikan sistem kesehatan ini terus dilakukan pihaknya untuk menarik kembali minat warga berobat di Tanah Air.

"Ini semuanya kita akan rancang. Ini masih dalam proses penilaian ke depan. Dalam rangka memperbaiki sistem kesehatan Indonesia. Pak Menteri sudah care supaya kita jangan devisa kita keluar terus menerus," pungkasnya.

(Ann)