fin.co.id - Angka penganggura di Indonesia kian mengkhawatirkan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran di Indonesia sudah mencapai 7,47 juta orang.
Dari jumlah tersebut, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendominasi dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 8,62 persen, diikuti oleh lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan TPT 6,73 persen. Lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) memiliki TPT 4,28 persen, sementara lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah mencatat TPT 2,38 persen.
Ekonom yang juga Pemerhati Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat mengatakan, saat ini terdapat masalah yang mendasar pada sistem pendidikan vokasi di Indonesia.
“Meski SMK didesain untuk menghasilkan tenaga kerja siap pakai, kenyataannya banyak lulusan yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena keterampilan yang mereka miliki tidak sesuai dengan tuntutan industri,” kata Achmad saat dihubungi Disway Group, Jumat 8 November 2024.
Achmad menambahkan, ketidaksesuaian ini terjadi karena kurikulum SMK yang kerap tidak mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan industri yang terus berubah dengan cepat, mengakibatkan lulusan kurang kompetitif di pasar tenaga kerja.
Akibatnya, kata dia, lulusan SMK kalah bersaing dengan tenaga kerja berpengalaman atau lulusan pendidikan tinggi, sehingga mereka tetap berada dalam kelompok pengangguran yang tinggi.
Menurut Achmad, situasi ini menimbulkan lingkaran setan, di mana lulusan SMK tetap berada di lapisan bawah pasar kerja tanpa keterampilan yang berkembang seiring kemajuan teknologi.
Baca Juga
“Keterbatasan akses ke pendidikan tinggi mempersempit kesempatan lulusan SMK untuk mengembangkan keterampilan yang lebih spesifik dan sesuai dengan kebutuhan industri,” tuturnya.
Untuk mengatasi masalah ini, kata dia, diperlukan adanya perbaikan dalam kurikulum yang lebih relevan dan peningkatan kolaborasi dengan industri agar lulusan SMK dapat memperoleh pengalaman praktis yang nyata dan keterampilan yang dibutuhkan.
“Dengan pendekatan yang komprehensif ini, diharapkan lulusan SMK tidak lagi mendominasi angka pengangguran dan mampu bersaing di dunia kerja,” tutur Akademisi Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jakarta ini.
(Bia)