Ekonomi . 06/11/2024, 18:09 WIB
fin.co.id - Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, bersama Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, baru saja menyelesaikan pertemuan tertutup yang membahas kerja sama hilirisasi antara kedua negara.
Pertemuan yang berlangsung di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta, pada Rabu siang, 6 November 2024 tersebut bertujuan untuk memperdalam kolaborasi dalam percepatan kebijakan hilirisasi Indonesia, yang kini menjadi salah satu prioritas utama dalam pengembangan ekonomi Indonesia.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Christiawan Nasir yang turut hadir mendampingi Wapres Gibran, pertemuan ini membahas secara mendalam isu-isu terkait dengan hilirisasi yang diangkat oleh Presiden Prabowo Subianto.
Wapres Gibran menekankan pentingnya program hilirisasi bagi masa depan ekonomi Indonesia, dengan harapan dapat menciptakan nilai tambah bagi sumber daya alam Indonesia serta memperkuat daya saing negara di kancah global.
Dalam diskusi tersebut, Wapres Gibran menyampaikan kepada PM Wong bahwa Indonesia sangat serius dalam menerapkan kebijakan hilirisasi, yang melibatkan pengolahan lebih lanjut atas komoditas sumber daya alam (SDA) yang selama ini diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Indonesia, sebagai negara penghasil utama komoditas seperti bauksit, timah, dan nikel, berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah dengan mengolah komoditas tersebut menjadi produk yang lebih bernilai tinggi.
"Hilirisasi ini sangat penting bagi Indonesia, dan kami berharap Singapura dapat mendukung kebijakan tersebut. Keberhasilan hilirisasi akan membuka peluang besar bagi kemakmuran Indonesia, yang pada gilirannya juga akan memberi dampak positif bagi kawasan, termasuk Singapura," ujar Wapres Gibran, sebagaimana disampaikan oleh Wamenlu Arrmanatha.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mendukung kebijakan hilirisasi, antara lain dengan memberikan insentif fiskal, pengembangan infrastruktur, dan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif untuk investasi.
Upaya tersebut diyakini akan mendorong sektor industri hilir, sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah, yang selama ini memberikan nilai tambah yang terbatas bagi perekonomian.
Wapres Gibran juga mengajak Singapura untuk menjadi mitra strategis dalam upaya hilirisasi Indonesia, mengingat kedekatan geografis dan hubungan ekonomi yang kuat antara kedua negara.
"Kami yakin bahwa jika Indonesia berhasil dalam melaksanakan hilirisasi ini, bukan hanya Indonesia yang akan menikmati manfaatnya, tetapi juga Singapura dan negara-negara di kawasan ASEAN. Keberhasilan hilirisasi dapat menciptakan peluang baru dalam perdagangan, investasi, dan lapangan kerja," tambah Gibran.
PM Lawrence Wong menyambut baik ajakan Wapres Gibran dan mengakui pentingnya kerja sama yang lebih erat dalam bidang ini. Singapura, yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia, berpotensi menjadi hub logistik dan industri untuk produk hilir Indonesia, terutama untuk sektor-sektor seperti baterai kendaraan listrik, smelter nikel, dan pengolahan timah.
Singapura juga memiliki keahlian dalam teknologi dan manajemen industri yang dapat mempercepat proses hilirisasi tersebut.
Dampak positif dari kebijakan hilirisasi Indonesia sudah mulai terasa, terutama dalam peningkatan ekspor dan pendapatan negara. Pemerintah Indonesia mencatatkan peningkatan signifikan dalam nilai ekspor produk-produk olahan, seperti baja, aluminium, dan produk turunannya, yang sebelumnya hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Selain itu, hilirisasi juga memberikan dampak langsung pada penciptaan lapangan kerja di sektor industri pengolahan. Investasi pada fasilitas smelter, pabrik pengolahan nikel, dan pengembangan industri kendaraan listrik menjadi motor utama bagi pertumbuhan sektor manufaktur dalam negeri.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com