Ekonomi . 30/10/2024, 16:20 WIB
fin.co.id - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mengeksplorasi opsi untuk melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton. Langkah ini diambil setelah Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi penurunan produksi beras di Indonesia pada akhir tahun 2024.
Dalam pernyataan resminya, Rabu, 30 Oktober 2024, Zulhas menyatakan, "Keputusan ini masih dalam tahap pertimbangan, dengan kemungkinan jumlah beras yang diimpor dapat berkurang atau bertambah, tergantung pada situasi yang berkembang."
Kendati demikian, rencana impor ini tidak semudah itu terwujud. Menteri Zulhas menekankan bahwa pemerintah menghadapi tantangan dari kebijakan kuota impor di negara pengimpor, seperti India, yang sebelumnya telah memberlakukan larangan.
"Prosesnya harus melalui mekanisme business to business, dan jika India memutuskan untuk mengizinkan, langkah selanjutnya adalah melalui kesepakatan antar pemerintah yang juga harus disetujui oleh parlemen," jelasnya.
Saat ini, kuota impor beras yang belum terealisasi untuk tahun 2024 mencapai 3,6 juta ton, dengan 2,4 juta ton sudah terdistribusi dan diharapkan bertambah 1,2 juta ton pada akhir tahun ini.
Dalam konteks ini, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa impor beras ini merupakan langkah strategis untuk memastikan ketersediaan pangan hingga Februari 2025.
"Satu juta ton ini merupakan hasil dari analisis neraca produksi dan cadangan pangan yang harus dimiliki untuk menjamin ketersediaan hingga batas waktu tersebut," ujar Arief.
Lebih lanjut, Bapanas juga berfokus pada penguatan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), yang tidak hanya berfungsi untuk menjaga stabilitas harga melalui operasi pasar, tetapi juga untuk penanganan situasi darurat seperti bencana alam.
Arief menekankan bahwa meski impor beras menjadi pilihan, prioritas utama tetap pada peningkatan produksi dalam negeri untuk mencapai swasembada pangan.
Situasi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi sektor pertanian Indonesia, terutama di tengah ancaman perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan global.
Para ahli memperingatkan bahwa ketergantungan pada impor beras dapat mengancam kemandirian pangan nasional, sehingga penting bagi pemerintah untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung petani lokal dan meningkatkan produktivitas.
Dalam konteks yang lebih luas, langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan harus diiringi dengan investasi di sektor pertanian, pengembangan teknologi pertanian yang efisien, serta pelatihan bagi para petani untuk meningkatkan hasil panen.
Hanya dengan pendekatan holistik, Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar negeri. (DSW/BIA)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com