fin.co.id - Presiden Prabowo Subianto akan menghapus utang kredit macet terhadap enam juta nasabah berprofesi petani dan nelayan. Tentu hal ini meringankan masyarakat yang memiliki penghasilan dari pertanian dan sektor laut.
Direktur Eksekutif Lingkar Pemuda Indonesia (LPI) Muda Saleh mengatakan, tantangan yang dihadapi para petani saat ini yaitu modal yang terbatas, harga produk tidak stabil, kelangkaan sarana produksi pertanian (saprodi), maupun harga pupuk yang tidak merata, dan pengurangan jumlah pupuk bersubsidi dari tujuh jenis menjadi dua jenis. Hal ini terjadi atas Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 734 Tahun 2022.
"Sementara, jumlah nelayan berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lebih dari dua juta orang, dan 85 persen adalah nelayan kecil. Diketahui, nelayan merupakan bagian penting dalam upaya Indonesia untuk membangun ekonomi biru," kata Muda dalam keterangannya, Senin 28 Oktober 2024.
Namun, kata dia, nelayan di Indonesia masih menghadapi berbagai masalah, seperti, kemiskinan, rendahnya kesejahteraan, modal yang tidak memadai, permainan harga jual ikan serta terbatasnya daya serap industri pengelolaan ikan.
"Prabowo implementasikan program 6 Aksi Transformasi Bangsa di sektor pertanian dan nelayan dua sektor ini merupakan satu paket dalam tujuan kesejahteraan rakyat Indonesia yang dirangkum dalam program 6 Aksi Transformasi Bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan. Tentu Prabowo paham betul bagaimana mewujudkan ketahanan pangan dan sektor kelautan. Dengan adanya skema penghapusan utang, artinya para petani dan nelayan tidak akan terbebani dengan memulai untuk usaha baru yang lebih baik," tuturnya.
Dia mengatakan, Presiden Prabowo pernah secara terbuka menegaskan bahwa banyak bankir yang takut kepadanya jika menjadi presiden. Hal ini dia sampaikan saat menjadi pembicara di acara Deklarasi Barisan Pengusaha Pejuang Dukung Prabowo di Djakarta Theater pada Rabu 8 November 2023.
"Tahu enggak yang banyak takut kalau gue jadi presiden, tahu nggak siapa? Itu bankir-bankir itu. Kita minta kredit susahnya bukan main," kata Muda meniru ucapan Prabowo.
Baca Juga
Apa yang diucapkan Prabowo bukan hanya bualan. Dia mengatakan, tepat baru sepekan dilantik menjadi Presiden ke-8 RI, Prabowo langsung merealisasikan ucapannya terhadap dunia perbankan. Pertama, soal penghapusan utang. Kedua, Prabowo memaksa agar para bankir memberikan kemudahan pinjaman serta pelayanan yang berimbang kepada para petani dan nelayan yang merupakan pekerja di sektor menengah ke bawah.
"Dengan adanya penghapusan utang, akan berdampak positif guna menggairahkan dunia pertanian dan nelayan yang selama ini merasa dipunggungi oleh kekuatan pemilik modal. Dengan perbaikan sistem ini, Pemerintahan Prabowo dipastikan bisa mewujudkan kesejahteraan dari sektor tersebut," tutur mantan Tenaga Ahli Menteri LHK ini.
Meski disebut langkah ini memiliki dampak yakni moral hazard, kata dia, yakni momen menguntungkan bagi pemilik utang, tetapi hal tersebut juga justru warning bagi dunia perbankan agar lebih menghargai kelompok menengah ke bawah. Ini tentu memiliki ampak yang positif bagi petani dan nelayan.
"Jelas, keputusan yang dilakukan oleh Presiden Prabowo menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, negara maritim dan agraris yang memiliki kekayaan laut yang melimpah dengan luas laut 5,8 juta kilometer persegi, serta mempunyai sektor pertanian seharusnya bisa menjadi penopang perekonomiam nasional," pungkasnya.
Dengan demikian, kata dia, Indonesia baru dimulai dari kesejahteraan para petani dan nelayan yang ke depannya memiliki modal. Kemudian, sambungnya, serta gairah industri kedua sektor yang berkembang sehingga menciptakan perkembangan ekonomi yang bisa menciptakan kekuatan fondasi ekonomi Indonesia.
"Tak hanya itu, yang utama adalah generasi muda tentu ke depan tidak canggung menjadi petani dan nelayan. Karena memiliki penghasilan yang tentunya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Petani sejahtera, nelayan makmur, anak-anak mereka memiliki hak yang sama untuk bisa sekolah dan memunculkan calon-calon pemimpin bangsa yang tidak hanya dari kalangan ekonomi menengah ke atas," tuturnya.