Miris! 3 Siswa SD di Pandeglang Dipulangkan Paksa Pihak Sekolah Gegara Tak Mampu Bayar SPP

fin.co.id - 27/10/2024, 12:24 WIB

Miris! 3 Siswa SD di Pandeglang Dipulangkan Paksa Pihak Sekolah Gegara Tak Mampu Bayar SPP

Miris! 3 Siswa SD di Pandeglang Dipulangkan Paksa Pihak Sekolah Gegara Tak Mampu Bayar SPP

fin.co.id- Tiga siswa Sekolah Dasar yang berbasis pendidikan Agama di bawah naungan yayasan di Pandeglang harus pulang saat jam pelajaran berlangsung karena mereka tidak dapat membayar SPP sebesar 42 juta rupiah.

Tiga siswa tersebut adalah M.Farraz Athilla Ahza (10 tahun), M.Faezya Athalla Febrian (11 tahun), dan M.Fattan Atharva Ghazi (7 tahun). Meskipun mereka dikenal sebagai murid berprestasi dengan banyak sertifikat penghargaan, pihak sekolah mengusir mereka tanpa memberikan kesempatan untuk membayar tunggakan tersebut.

Farhat beserta Defi selaku orang tua murid menceritakan, 3 anaknya di keluarkan oleh pihak sekolah dikarenakan tidak membayar SPP.

“Iya pak, anak kami di keluarkan oleh pihak sekolah tersebut, hanya karna belum membayar tunggakan SPP bulanan sebesar 42 juta,” ungkapnya sebagai dilansir ciptanewsbanten com pada Minggu 27 Oktober 2024.

Farhat sedih melihat ketiga anaknya diantar pulang oleh guru ke rumah kontrakan mereka. Farhat mengaku sempat memelas agar kembali diberi kelonggaran untuk membayar tunggakan SPP secara dicicil, namun tidak diindahkan,

“Sebelumnya kami sudah memohon kepada pihak sekolah kenapa anak kami di keluarkan secara tidak nurani seperti itu. Dan kami memohon kepada pihak sekolah, agar anak saya, jika bisa, jangan saat belajar di pulangkan, tapi apa pak, malah saat belajar ketiga anak saya di haruskan pulang, apakah sekolah tidak memiliki toleransi?,” tambahnya.

“kami kecewa pak, bukan saja karna dikeluarkan, namun secara tidak langsung, anak kami kena mental psikologisnya pak, bayangkan saja oleh bapak,” jelasnya.

Hal lain juga diungkapkan oleh istri Farhat, Defi Fitriani sampaikan kekecewaanya kepada pihak sekolah.

“kami tidak habis pikir pak, kok tega yaa, memulangkan anak didik saat sedang belajar, saya sendiri sedih pak, selaku ibu, padahal bapaknya memohon, agar tidak di Pulangkan saat sekolah. Kami juga sadar kami belum sanggup bayar SPP, sebab kami tidak punya pak, ini kontrakan saja kami belum bayar 3 bulan pak”, imbuhnya.

Defi juga tak bisa berbuat apa-apa, hanya pasrah dengan keadaan yang menimpa anaknya.

“Ya bagaimana lagi pak, jika memang pihak sekolah tersebut sudah tidak miliki hati nurani, yaa kami hanya bisa pasrah,” jelas Defi

Di kontrakan rumah yang mereka sewa, Defi Fitriani selaku ibunda tak ingin anaknya, tertinggal dalam pelajaran.

“Anak-anak kami, Alhamdulillah semua berprestasi, banyak sudah prestasi yang diraihnya pak. jadi agar tidak ketinggalan mata pelajaran, kami juga lakukan belajar, melalui kurikulum merdeka di rumah,” jelasnya.

Sampai saat ini, pihak sekolah belum memberikan konfirmasi lanjutan terkait kejadian tersebut. Diharapkan pihak berwenang dapat mengambil tindakan tegas untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan tanpa adanya diskriminasi.

Ari Nur Cahyo
Penulis