Program Pembiasaan Makan Bergizi Gratis di Kota Tangerang Sudah Diikuti 50 Ribu Siswa

fin.co.id - 02/10/2024, 20:46 WIB

Program Pembiasaan Makan Bergizi Gratis di Kota Tangerang Sudah Diikuti 50 Ribu Siswa

Ilustrasi: Siswa SD di Kota Tangerang Sedang Menyantap Menu Makan Bergizi Gratis. (Rikhi Ferdian)

fin.co.id -  Program pembiasaan makan bergizi gratis di Kota Tangerang hingga saat ini masih terus dijalankan dan sudah diikuti oleh sekitar 50 ribu siswa dari 69 SD dan SMP.

Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin, mengatakan selama proses pembiasaan ini, evaluasi dan pengawasan terus dilakukan oleh jajaran Pemkot Tangerang. 

"Kami terus mengevaluasi, termasuk pengawasan dari pihak sekolah dan Puskesmas terkait gramasinya, kesesuaian menu, serta antusiasme para siswa," ujar Dr. Nurdin, Rabu 2 Oktonber 2024.

Lebih lanjut, Pj. Wali Kota Tangerang, juga berharap untuk keterlibatan penyedia lokal dalam penyediaan makanan, di mana diharapkan setiap prosesnya dapat dilaksanakan di setiap kelurahan untuk memudahkan distribusi dan menjaga kualitas makanan.

"Masih kita evaluasi, akan ada penambahan penyedia, harapannya masing-masing kecamatan penyedianya bisa dari tingkat lokal," ucapnya.

Mantan Kepala Pusdatin Kemendagri ini, juga menuturkan, program pembiasaan MBG direncanakan akan selesai pada akhir Bulan November 2024, dengan evaluasi akhir yang akan dilakukan sebelum peluncuran resmi Program Makan Bergizi Gratis pada Januari 2025. Program ini merupakan inisiatif dari Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029, yang bertujuan untuk menjamin akses makan bergizi bagi seluruh pelajar Indonesia.

"Nanti dalam waktu dekat, kami akan lakukan evaluasi terkait apa yang sudah kita capai dalam MBG selama ini. Kami akan melibatkan seluruh pihak yang terlibat, mulai dari pengawas sekolah, para guru, para penyedia, ahli gizi dan kementerian terkait," jabarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin, mengatakan, dirinya terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembiasaan MBG terhadap penyedia. 

"Temuan yang sering ditemukan di lokasi, biasanya di menu makanannya, ada beberapa misalnya harusnya telur puyuh dalam sayur capcainya ada dua butir ini hanya satu butir, tapi tidak semuanya hanya beberapa saja. Salah satunya seperti itu, ini yang kami lakukan, terus mengevaluasi agar penyedia juga bisa memperbaiki," pungkas Jamaluddin

Rikhi Ferdian
Penulis