Hari Raya Galungan Memperingati Apa? Ini Sejarah dan Makna di Baliknya

fin.co.id - 26/09/2024, 09:30 WIB

Hari Raya Galungan Memperingati Apa? Ini Sejarah dan Makna di Baliknya

fin.co.id - Hari Raya Galungan adalah salah satu hari suci yang dirayakan oleh umat Hindu, khususnya di Bali.

Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali berdasarkan kalender Bali (Pawukon) dan memiliki makna mendalam sebagai perayaan kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan).

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang apa yang diperingati pada Hari Raya Galungan.

Makna dan Tradisi Galungan

Perayaan Galungan berakar pada kepercayaan Hindu tentang datangnya para leluhur ke bumi untuk mengunjungi keturunannya.

Oleh karena itu, umat Hindu akan menyambut mereka dengan hati yang bersih dan persembahan berupa banten.

Suasana Bali selama perayaan Galungan sangat khas, dihiasi dengan penjor, yaitu bambu yang dihias melengkung dengan daun kelapa, bunga, dan janur yang dipasang di depan rumah dan pura. Penjor ini melambangkan gunung sebagai tempat tinggal para dewa.

Prosesi persiapan Galungan biasanya dimulai beberapa hari sebelumnya, terutama pada hari-hari seperti Penampahan Galungan, yaitu satu hari sebelum Galungan, di mana umat Hindu akan mempersiapkan segala kebutuhan untuk upacara.

Pada hari Galungan itu sendiri, mereka akan melakukan persembahyangan di pura serta rumah masing-masing, dengan penuh penghayatan akan nilai-nilai spiritual dan tradisi yang sudah diwariskan turun-temurun.

Rangkaian Setelah Galungan: Kuningan

Sepuluh hari setelah Galungan, umat Hindu Bali merayakan Kuningan. Kuningan adalah hari di mana para leluhur yang datang saat Galungan kembali ke alamnya.

Tradisi Kuningan ini memiliki makna yang sama pentingnya, yaitu mengantar kepergian para leluhur dengan persembahan dan doa.

Sama seperti Galungan, suasana Kuningan juga penuh dengan nuansa religius dan kebahagiaan keluarga. Makna Spiritual Galungan untuk Umat Hindu Galungan bukan hanya sekedar hari raya biasa.

Ini adalah pengingat akan pentingnya menjalani kehidupan dengan penuh kebaikan, berbuat kebajikan, dan menjaga keseimbangan antara alam semesta serta hubungan dengan para leluhur.

Umat Hindu Bali sangat menghargai momen ini sebagai saat refleksi diri dan untuk memperkuat komitmen menjalani kehidupan yang selaras dengan Dharma.

Brigita
Penulis