fin.co.id - "Uglies" adalah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Scott Westerfeld, dan kini tayang di Netflix.
Dibintangi oleh Joey King, Brianne Tju, dan Keith Powers, film ini mengambil latar dunia pasca-apokaliptik di mana remaja dipaksa menjalani operasi kosmetik wajib yang ditetapkan oleh pemerintah saat mereka berusia 16 tahun.
Operasi ini bertujuan untuk mengubah penampilan fisik mereka menjadi "Pretties", standar kecantikan yang diatur oleh negara.
Sinopsis Uglies
Film ini menghadirkan premis distopia yang menarik dan menegangkan, di mana standar kecantikan ekstrem menjadi norma yang diterima oleh masyarakat.
Di dunia Uglies, kecantikan dianggap sebagai kunci untuk hidup yang bahagia dan sukses. Mereka yang sudah menjalani operasi dan menjadi "Pretties" dapat tinggal di New Pretty Town, sebuah kota yang indah dan mewah, penuh dengan kehidupan yang glamor dan bebas dari kesulitan.
Namun, di balik kemewahan itu, tersembunyi realitas pahit. Tally Youngblood (Joey King), seorang remaja yang hampir mencapai usia 16 tahun, mulai meragukan apakah menjadi "Pretty" benar-benar segalanya.
Baca Juga
Ia bertemu dengan Shay (Brianne Tju), seorang pemberontak yang menolak untuk diubah dan melarikan diri dari operasi tersebut.
Shay memperkenalkan Tally kepada kelompok pemberontak yang tinggal di hutan, jauh dari peradaban.
Seiring berjalannya cerita, Tally harus memutuskan apakah ia akan menjalani operasi seperti yang diinginkan oleh masyarakat, atau bergabung dengan pemberontakan melawan sistem yang menindas.
"Uglies" menghadirkan tema yang kuat tentang identitas, tekanan sosial, dan perjuangan melawan standar kecantikan yang dipaksakan.
Di satu sisi, film ini menggambarkan betapa kuatnya pengaruh pemerintah dan masyarakat dalam membentuk pandangan tentang apa itu "cantik" dan bagaimana itu seharusnya dicapai.
Dengan latar distopia yang kelam dan tokoh-tokoh yang menarik, "Uglies" berhasil menarik perhatian penonton dengan plot yang relevan dengan isu-isu sosial modern, terutama terkait standar kecantikan yang sering kali membuat individu merasa tidak cukup baik dengan penampilan mereka.
Film ini menjadi cerminan yang menggugah pemikiran tentang bagaimana dunia kita sendiri memandang kecantikan dan dampak dari obsesi tersebut terhadap kehidupan kita sehari-hari.
