fin.co.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa susu UHT tidak akan menyebabkan diabetes atau gagal ginjal.
Menurutnya, isu bahwa susu UHT meningkatkan risiko diabetes hingga gagal ginjal sepenuhnya tidak akurat dan membutuhkan klarifikasi.
"Sebagaimana kita ketahui, penyebab utama diabetes tipe 2 adalah kombinasi antara faktor genetik dan gaya hidup, seperti pola makan yang tinggi gula dan lemak jenuh, obesitas, dan kurang aktivitas fisik," kata Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Elin Herlina kepada Disway, dikutip fin.co.id, Kamis 26 Agustus 2024.
Sedangkan gagal ginjal biasanya disebabkan oleh kondisi seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal kronis.
Ia menjelaskan, susu UHT yang beredar di pasaran dapat berupa susu UHT plain atau susu UHT dengan rasa.
"Jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan sebagai bagian dari pola makan yang seimbang, maka tidak akan menyebabkan diabetes atau gagal ginjal," tandasnya.
Sehingga, pihaknya menganjurkan agar masyarakat tetap mempertahankan pola makan seimbang dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit ginjal kronis, dalam mengonsumsi protein yang berlebihan, termasuk dari susu yang perlu diperhatikan.
Baca Juga
Susu UHT sendiri merupakan produk yang dilakukan sterilisasi komersial menggunakan proses aseptik, yaitu dengan pemanasan pada suhu tinggi.
Di mana, proses pemanasan pada suhu kurang dari 135 derajat Celcius dalam waktu singkat, hanya beberapa detik.
"Proses sterilisasi ini ditujukan untuk membunuh mikroba patogen yang merugikan kesehatan, juga dapat menjamin nilai gizi produk pangan sehingga zat gizi yang terkandung di dalam produk susu dapat tetap terjaga," paparnya.
Proses sterilisasi komersial susu UHT ini juga memperpanjang umur simpan produk tanpa produk perlu disimpan pada suhu dingin.
Ia pun menegaskan bahwa susu yang telah memenuhi syarat pangan steril komersial aman untuk dikonsumsi.
"Adapun terkait kandungan gula tambahan pada susu UHT perlu diperhatikan agar konsumsinya disesuaikan dengan kebutuhan gizi masing-masing individu dan tidak dikonsumsi secara berlebihan," pungkasnya. (DSW/NIS)