Ogah disebut Rawon, Ridwan Kamil: Nama Pasangan Kami Rido!

fin.co.id - Ridwan Kamil menegaskan bahwa nama populernya untuk menghadapi Pilkada Jakarta 2024 adalah Rido, bukan Rawon.

"Mohon izin nanti secara populer, nama pasangan kami adalah 'Rido" singkatan dari Ridwan Suswono, jadi bukan Rawon, mohon dikoreksi," ujarnya di depan awak media pada Rabu, 28 Agustus 2024.

Kang Emil sapaan akrabnya mengatakan bahwa keputusan itu sudah disepakati dengan formal (Rido). Nantinya alat peraga dan sosialiasi juga akan menggunakan nama tersebut.

"Filosofinya tentu kami berharap Ridho Allah SWT memberikan Ridhonya dalam niat baik kami, dalam berkontestasi dengan cara yang baik," tegasnya.

Dia pun berjanji dan menjamin kepada KPU bahwa paslonnya akan memberikan suasana gembira, penuh gagasan-gagasan yang solutif. Sehingga pilkada ini ramai, sukses, penuh riang gembira.

"Kami sadar mungkin karena koalisi besar tentu kami punya rasa tanggung jawab itu kepada penyelenggaraan yang tentunya kita harapkan sukses," jelasnya.

"Dan kami mendoakan juga kerja-kerja dari KPU tentunya tidak mudah, berharap masyarakat Jakarta bisa memilih yang terbaik," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Ridwan Kamil - Suswono akhirnya resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI sebagai Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jakarta untuk mengarungi Pilkada serentak November mendatang.

"Kami hadir, nama saya Muhammad Ridwan Kamil, kebetulan akan menjadi mendaftar calon Gubernur Daerah Khusus Jakarta bersama wakil kami, Bapak Insinyur Suswono," ujar Kang Emil pada Rabu, 28 Agustus 2024.

Kang Emil mengatakan bahwa dirinya hadir di KPU DKI bersama seluruh pimpinan dari partai pengusung yang kurang lebih ada 15 partai.

"Tentunya semua bercita-cita membangun Indonesia melalui Jakarta dengan rasa kebersamaan dan persatuan. Politik di Jakarta insyaallah adalah politik yang mempersatukan," tuturnya.

Tak berhenti disitu, RK menyampaikan bahwa ini adalah koalisi persatuan untuk Jakarta yang baru. Sebab, Jakarta harus didefinisikan dan diimajinasikan ulang, sepeninggal statusnya tidak lagi menjadi ibu kota.

"Dan tentu menuju Jakarta maju sebagai kota global yang penuh dengan karya-karya inovatif, berkeadilan, menuju kesejahteraan," tukasnya. (DSW/CAN)