fin.co.id- Berikut ini akan memberikan penerangan open marriage yang sedang viral di media sosial saat ini.
Open marriage bukan sesuatu yang tidak asing bagi orang indonesia. Fenomena ini berangkat dari pemahaman luar negeri khususnya Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat pasangan selebritis yang menggunakan konsep open marriage adalah Will Smith dan Jada Pinkett Smith.
Istilah open marriage dikenal tahun 1972 ketika penulis bernama Nena O'Neil dan George O'Neil dalam buku tajuk Open Marriage.
Konsep open marriage atau pernikahan terbuka adalah konsep hubungan yang memungkinkan suatu pasangan memiliki lebih dari satu pasangan dalam pernikahan.
Melansir dari website mothrendbeyond id, Wendasha Jenkins Hal, PhD, seorang sex education mengatakan, Open marriage dimulai ketika pasangan yang telah sah menikah, mengizinkan satu salam lain untuk terlibat dalam hubungan seksual dengan orang lain.
“Namun, seringkali pernikahan terbuka memiliki batasan-batasan tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap pasangan dan disepakati bersama. Batasan-batasan ini harus diikuti dan tetap memprioritaskan hubungan utama di atas hubungan lainnya.” tambahnya.
Baca Juga
Terapis asal Kanada, Susan Wenzel, mendefinisikan open marriage sebagai suatu hubungan di mana pasangan memutuskan untuk mengizinkan adanya pengalaman seksual dengan orang lain.
Namun, “Itu hanya untuk pengalaman seksual satu atau beberapa kali dengan memastikan tidak terlibat secara romantis dan emosional dengan orang lain,” jelas Wenzel. Dengan kata lain, Anda boleh berhubungan seksual, tetapi tidak boleh jatuh cinta.
Dampak Buruk Open Marriage
Dalam menjalani hubungan open marriage atau pernikahan terbuka tentu tidak mudah karena kita harus rela berbagi pasangan dengan orang lain secara seksual.
Konsep ini memiliki sejumlah dampak buruk bagi hubungan. Salah satunya tentu hubungan yang tak langgeng.
Mungkin bagi sebagian orang, konsep open marriage bisa mendatangkan kebahagiaan tapi belum tentu bagi orang lain. Terutama pasangan yang masih memiliki konsep ketimuran seperti Indonesia.
Dampak buruk lainnya adalah berpotensinya terkena penyakit menular seksual. Memiliki hubungan open marriage yang hanya bersandarkan pada seksual semata tentu rentan terkena penyakit menular seksual.
Hubungan yang dijalani secara open marriage tidak begitu cocok dengan adat dan budaya orang Indonesia.