News . 24/08/2024, 22:55 WIB
fin.co.id - Esoterika, forum spiritualitas merayakan Arbain Antariman dengan penuh khidmat di Function Room Countrywoods, Ciputat pada Sabtu (24/08/2024).
Perayaan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan toleransi di tengah keberagaman dengan Budhy Munawar Rachman sebagai moderator dan Agus Abubakar Arsal serta Alimatul Qibtiyah sebagai narasumber.
Acara ini juga dihadiri oleh puluhan peserta untuk menjelajahi makna mendalam dari peristiwa Karbala.
Denny JA memulai pidatonya dengan kutipan Saidina Ali. Ini kutipan datang dari sekitar 14 abad yang lalu, tapi masih sangat relevan, bahkan semakin relevan lagi hingga saat ini.
Ujar Saidina Ali,
"Mereka yang bukan saudaramu seiman, tetaplah mereka saudaramu dalam kemanusiaan." Setiap manusia dengan demikian adalah saudaramu, jika tidak seiman, minimal dia adalah saudaramu dalam satu kemanusiaan. Saidina Ali mengucapkan ini pada tahun 657, ketika ia menunjuk Malik al-Ashtar menjadi gubernur Mesir.
Saat itu, Mesir tidak seperti sekarang; Mesir saat itu terdiri dari banyak sekali rakyat yang tidak hanya beragama Muslim, tapi juga beragama non-Muslim. Saidina Ali memberikan panduan bagaimana Malik al-Ashtar harus menjadi seorang penguasa yang adil.
Ia diangkat untuk menjadi penguasa di satu teritori, tetapi di teritori itu tidak hanya ada orang Islam, tapi juga ada penganut agama lainnya. Sebagai penguasa, pastikan ia bertindak adil untuk semua, apapun agamanya.
Sebagai penguasa, pastikan ia tidak hanya menolong yang Muslim, tapi juga menolong yang non-Muslim. Ini adalah panduan menjadi penguasa yang menjaga rasa keadilan apapun agamanya. Untuk ukuran abad ke-7, gagasan ini sangat mencerahkan dan luar biasa maju. Bahkan, gagasan ini tetap relevan dan mencerahkan hingga abad ke-21, abad digital dan kecerdasan buatan.
Berdasarkan data, tidak semua penguasa saat ini mampu memberikan perlakuan yang sama dan adil kepada warga negaranya. Saya mulai ini dengan data. Ini data dari Pew Research Center tahun 2018. Data ini menunjukkan bahwa berbagai agama sekarang ini, berbagai penganut agama sekarang ini, mengalami diskriminasi dan persekusi di negaranya sendiri.
Untuk umat Kristen, menurut laporan tahun 2018, mereka mengalami harassment, kekerasan, persekusi, dan diskriminasi di 145 negara. Sementara, mereka yang Muslim mengalami persekusi dan kekerasan di 139 negara, dan mereka yang Yahudi mengalami kekerasan, persekusi, dan diskriminasi di 88 negara.
Sesuai dengan populasi penduduk di dunia saat ini, orang Kristen jumlahnya sekitar 31 persen dari total populasi, paling banyak dan juga paling banyak mengalami diskriminasi. Yang Muslim itu 24 persen, sementara yang Yahudi itu hanya 0,2 persen.
Kini di tahun 2021, bentuk diskriminasinya dan persekusinya diukur secara lebih bervariasi lagi. Lembaga seperti Pew Research Center ini membagi dua bentuk persekusi dan diskriminasi yang ada. Pertama, yang dilakukan oleh pemerintah, yang disebut Government Restriction, dan kedua, yang dilakukan oleh masyarakat sendiri, yang disebut Social Hostility atau permusuhan yang dilakukan oleh masyarakat.
Pada tahun 2021, Government Restriction, pembatasan dan diskriminasi yang dilakukan pemerintah, terjadi di 57 negara. Sementara, Social Hostility atau permusuhan sosial terjadi di 91 negara. Kita lihat di sini bahwa ternyata memang jumlah permusuhan sosial terjadi di lebih banyak negara.
Pemerintah yang melakukan diskriminasi dan pembatasan hanya di 57 negara, tetapi Social Hostility terjadi di 91 negara. Jadi, kadang-kadang kita mengalami satu persekusi, diskriminasi, dan kekerasan lebih banyak datang dari masyarakatnya sendiri.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com