Rupiah Terpacu Naik Signifikan Setelah Inflasi Produsen AS Merosot

fin.co.id - 14/08/2024, 10:05 WIB

Rupiah Terpacu Naik Signifikan Setelah Inflasi Produsen AS Merosot

Mata uang Rupiah (Pixabay)

fin.co.id — Kurs rupiah mengalami penguatan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat pada pagi ini, merespons laporan terbaru yang menunjukkan inflasi produsen AS semakin melandai.

Rupiah tercatat menguat 126 poin atau 0,80 persen menjadi Rp15.706 per dolar AS, berbanding Rp15.832 per dolar AS pada akhir perdagangan Selasa kemarin.

Data inflasi yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) untuk bulan Juli 2024 naik hanya 0,1 persen secara bulanan, jauh di bawah ekspektasi pasar yang mengharapkan kenaikan 0,2 persen.

Secara tahunan, pertumbuhan PPI merosot menjadi 2,2 persen dari revisi 2,7 persen di bulan Juni, juga di bawah proyeksi 2,3 persen dari para ekonom.

"Penurunan inflasi produsen AS memberikan dorongan tambahan bagi rupiah untuk menguat," jelas Ariston Tjendra, pengamat pasar keuangan.

"Ini karena data inflasi yang lebih rendah memperkuat kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan AS, yang pada gilirannya menekan kekuatan dolar AS."

Pelemahan dolar AS terlihat jelas dengan Indeks Dolar AS pagi ini yang bergerak di kisaran 102,60, menurun dari posisi sebelumnya di 103,20. Kondisi ini menciptakan momentum positif bagi aset-aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah.

Sentimen pasar global pun menunjukkan perbaikan dengan indeks saham Asia yang mengalami penguatan. Ariston memproyeksikan potensi penguatan rupiah hingga level Rp15.760 per dolar AS, dengan level resistensi berada di kisaran Rp15.850 per dolar AS.

Kondisi ini mencerminkan perubahan signifikan dalam dinamika pasar valuta asing, di mana pergeseran kebijakan moneter AS dan dampaknya terhadap dolar AS semakin memengaruhi pergerakan mata uang di seluruh dunia. (*)

Sigit Nugroho
Penulis