fin.co.id - PT Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus memperkuat rantai pasok biomassa sebagai salah satu langkah strategis mencapai NZE 2060.
Direktur Utama PT PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menyatakan bahwa PLN EPI tengah mengimplementasikan program co-firing yaitu substitusi batu bara dengan biomassa pada rasio tertentu. Program ini merupakan langkah nyata menuju pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
"Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan biomassa. Pada tahun 2021, PLN Group telah menggunakan 250.000 metrik ton biomassa untuk co-firing PLTU. Tahun 2022, jumlah ini naik menjadi 500.000 metrik ton, dan pada tahun 2023 mencapai lebih dari 1.000.000 metrik ton. Tahun ini, target kami adalah menyediakan 2,2 juta ton," kata Iwan, dikutip Minggu 28 Juli 2024.
Pemanfaatan biomassa untuk co-firing dan pengganti batu bara mendapat dukungan dari Kementerian ESDM.
Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo, menyampaikan bahwa Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2023 tentang “Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa Sebagai Campuran Bahan Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap” telah diterbitkan untuk memberikan payung hukum penggunaan biomassa.
"Peraturan ini masih menunggu harmonisasi dengan Peraturan Menteri Keuangan yang sementara dalam proses untuk direvisi," tambahnya.
Kementerian Keuangan juga memberikan dukungan penuh terhadap program co-firing.
Baca Juga
Kepala Seksi Risiko Pinjaman pada BUMN Direktorat PRKNDJPPR, Hilman Qomarsono menyatakan bahwa Menteri Keuangan telah memberikan arahan untuk mendukung secara maksimal pengembangan ekosistem biomassa.
Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti menambahkan bahwa co-firing dan pemanfaatan biomassa turut meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan.
"Ketersediaan biomassa yang cukup banyak, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber energi untuk program co-firing dan menciptakan lapangan pekerjaan," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari PT Elektrika Konstruksi Nusantara Kalimantan Barat, Novariandi, menjelaskan bahwa pabriknya terus beroperasi dengan menyerap tenaga kerja lokal untuk mengolah tandan kosong kelapa sawit menjadi pelet tankos yang disuplai ke PLTU.
Komisaris PT Solusi Hutama Mahesa, Roeswandi, menambahkan bahwa biomassa memberikan peluang bagi masyarakat sekitar PLTU untuk terlibat dalam bisnis ini.
Wakil Ketua IV Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI), Widi Pancono menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya menebang pohon karet tua untuk biomassa, namun juga menyiapkan tanaman pengganti.
Sementara itu, Kepala Pusat Studi Energi UGM, Sarjiya menyoroti pentingnya pertimbangan harga dalam pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
Firly Rachmaditya Baskoro dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri ITB, menyatakan bahwa batu bara masih menjadi sumber energi primer dengan ketersediaan yang cukup untuk lebih dari 50 tahun.