fin.co.id - Harga minyak dunia menguat, Kamis, setelah data ekonomi Amerika yang solid memicu ekspektasi permintaan minyak mentah yang lebih tinggi, namun kenaikan tersebut dibatasi oleh kekhawatiran tentang impor minyak yang lebih rendah dari China.
Harga minyak mentah dunia berjangka, Brent untuk kontrak pengiriman September, patokan internasional, ditutup naik 66 sen, atau 0,81 persen, menjadi USD82,37 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Kamis, 25 Juli 2024 atau Jumat 26 Juli 2025 pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman September, meningkat 69 sen, atau 0,89%, menjadi USD78,28 per barel.
Data Departemen Perdagangan Amerika, Kamis, menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari ekspektasi pada kuartal kedua sementara inflasi mereda, meningkatkan ekspektasi Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada September. Suku bunga yang lebih rendah diprediksi menggerakkan aktivitas ekonomi, yang dapat meningkatkan konsumsi minyak.
"Data PDB Amerika menyiratkan ekonomi berjalan dengan baik," kata Bob Yawger,
Direktur Mizuho di New York. "Ini merupakan indikasi bahwa kita akan mengalami 'soft landing'," papar dia, merujuk pada skenario di mana inflasi dapat dijinakkan tanpa memicu resesi yang menyakitkan atau peningkatan pengangguran yang besar.
Di China, impor minyak dan pengoperasian kilang tahun ini cenderung lebih rendah daripada 2023 karena permintaan bahan bakar yang lebih lemah di tengah pertumbuhan ekonomi yang lamban, data pemerintah menunjukkan.
Baca Juga
"Meski data ekonomi China tetap mengecewakan, kami mulai melihat penarikan persediaan minyak yang lebih besar, memperlihatkan pertumbuhan pasokan tertinggal dari pertumbuhan permintaan," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Di awal sesi Kamis, bank sentral China secara tak terduga memangkas suku bunga dalam upaya untuk menopang ekonominya yang tertatih-tatih.
Kedua patokan minyak mentah anjlok lebih dari USD1 per barel pada awal sesi.
Di Kanada, kebakaran hutan terjadi di provinsi barat British Columbia dan Alberta, termasuk di daerah pusat oil sand Fort McMurray.
Daerah tersebut diperkirakan hujan minggu ini, meredakan kekhawatiran pasokan. Kawasan tersebut memproduksi 3,3 juta barel minyak mentah per hari.
Di tempat lain, upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata guna mengakhiri perang di Gaza antara Israel dan kelompok militan Hamas memperoleh momentum selama bulan lalu. Sebuah terobosan dapat mengikis ancaman yang masih ada terhadap pasokan, sehingga menurunkan harga.
"Dengan perkembangan yang berkelanjutan, dan menurut beberapa sumber, bersifat rekonsiliasi dalam perundingan damai Gaza, harga minyak semakin sulit untuk bertahan pada reli yang terputus-putus," kata John Evans, seorang analis di pialang minyak PVM, dalam sebuah catatan.
"Dengan berlanjutnya, dan menurut beberapa sumber, perkembangan yang bersifat rekonsiliasi dalam perundingan perdamaian Gaza, harga minyak semakin sulit untuk mempertahankan reli yang tidak menentu," kata John Evans, analis PVM.