fin.co.id - Nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepekan terakhir atau periode 1-5 Juli 2024, anjlok 34,1 persen dibandingkan sepekan sebelumnya.
Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) hanya senilai Rp10,65 triliun. Padahal sepekan sebelumnya mencapai Rp16,16 triliun per hari.
Berdasarkan data perdagangan saham di BEI yang dikutip Senin 8 Juli 2024, kinerja negatif juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian yang tercatat melorot 18,8 persen menjadi 15,55 miliar saham dari 19,15 miliar saham per hari pada sepekan sebelumnya.
Namun demikian, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan terakhir tercatat 947 ribu kali atau melonjak 24,44 persen dibandingkan sepekan sebelumnya, yakni 761 ribu kali transaksi per hari.
Baca Juga
- IATPI dan Politeknik PU Tandatangani Perjanjian Kerjasama untuk Pengembangan SDM dan Kelembagaan
- Awal 2025, Pekerja Masih Dihantui Gelombang PHK
Pada penutupan perdagangan Jumat 5 Juli 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di level 7.253 atau mengalami kenaikan signifikan 2,69 persen dibandingkan posisi akhir pekan sebelumnya yang bertengger di level 7.063.
Dengan posisi IHSG yang berada di level 7.253 tersebut, maka nilai kapitalisasi pasar (market cap) di BEI menjadi Rp12.431 triliun atau meningkat hingga 2,8 persen dibandingkan akhir pekan sebelumnya senilai Rp12.092 triliun.
Pada perdagangan Jumat pekan ini, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih Rp558,44 miliar. Sementara itu, sepanjang tahun ini yang berakhir 5 Juli 2024, investor asing mencatatkan nilai jual bersih mencapai Rp5,09 triliun.
Selama sepekan perdagangan, BEI menerima dua perusahaan yang melakukan pencatatan perdana saham, yakni PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) dan PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART). Dengan pencatatan saham dua perusahaan tersebut, maka sepanjang 2024 sudah ada 27 Perusahaan Tercatat.
Selain itu, pada pekan ini BEI juga menerima pencatatan lima obligasi dan satu sukuk, yakni Obligasi Berkelanjutan V Tahap I-2024 yang diterbitkan oleh PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) sebesar Rp1 triliun. Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II-2024 senilai Rp399 miliar yang diterbitkan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP).
Baca Juga
- Buka Akses Keuangan ke Masyarakat, Direktur Utama BRI Sunarso Mendapatkan Penghargaan “Impact on Financial Industry Leadership”
- BRI Apresiasi Keberhasilan Pegadaian Mendapat Izin Usaha Bullion, Optimistis Holding Ultra Mikro Dapat Mengakselerasi Inklusi Keuangan
Berikutnya, Obligasi I Tahun 2024 dengan nilai emisi Rp600 miliar yang diterbitkan oleh PT Integrasi Jaringan Ekosistem, serta Obligasi Berkelanjutan I Tahap I-2024 sebesar Rp240,22 miliar dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I-2024 senilai Rp10 miliar yang diterbitkan oleh PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL). Terakhir, Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I-2024 senilai Rp285,5 miliar yang diterbitkan PT Lautan Luas Tbk (LTLS).
Dengan pencatatan enam surat utang tersebut, maka jumlah emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2024 sebanyak 65 emisi dari 43 emiten senilai Rp63,36 triliun.
Sementara itu, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 576 emisi, dengan nilai nominal outstanding Rp473,79 triliun dan USD54,758 juta yang diterbitkan 133 emiten.
Adapun jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI sebanyak 186 seri, dengan nilai nominal Rp5.996,99 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, terdapat sepuluh Efek Beragun Aset (EBA) dengan total nilai emisi Rp2,93 triliun. (*)