fin.co.id - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin 8 Juli 2024 berpeluang untuk meneruskan proses penguatan, setelah akhir pekan lalu ditutup meningkat 0,45 persen ke level 7.253.
Penguatan IHSG pada perdagangan Jumat 5 Juli 2024 ditopang kenaikan 281 saham, sedangkan 269 saham tercatat menurun dan 239 saham tidak mengalami perubahan harga. Adapun nilai transaksi akhir pekan lalu Rp9,46 triliun atau merosot dibandingkan sehari sebelumnya Rp10,4 triliun.
Berdasarkan analisis organisasi research and trading saham, WH Project, kenaikan IHSG pada perdagangan Jumat pekan lalu terbantu oleh aksi beli bersih investor asing di pasar reguler sebesar Rp463,1 miliar, serta dimeriahkan kenaikan harga saham perusahaan batu bara.
"Hari ini kami memproyeksikan, IHSG bergerak dalam kecenderungan menguat, dengan range pergerakan di level 7.000-7.298," demikian disampaikan analisis WH Project, William Hartanto, dalam riset harian untuk perdagangan Senin 8 Juli 2024.
Jika diperhatikan, ungkap William, saat ini dua candlestick terakhir pada IHSG memiliki kesamaan, yaitu membentuk pola doji dan ada penguatan yang dipaksakan pada akhir perdagangan pekan lalu. Kondisi ini memperlihatkan adanya indikasi jenuh beli pada IHSG.
"Kami melihat hal ini wajar, karena IHSG masih memiliki ruang pengujian resistance 7.298, sehingga pergerakan yang mixed sangat mungkin untuk terjadi," ujar William.
Secara teknikal, jelas William, penguatan IHSG menyisakan resistance trendline di level 7.298. Setelah resistance ini ditembus, maka arah berikutnya adalah kembali ke level tertinggi sepanjang masa.
Baca Juga
Lebih lanjut dia menyebutkan, hingga perdagangan akhir pekan lalu terlihat ada profit taking yang menekan IHSG kembali ke posisi mendekati support 7.200. "Pengujian ini termasuk koreksi sehat dan merupakan peluang untuk 'Buy on Weakness'," ungkap William.
Untuk perdagangan awal pekan ini, kata William, WH Project merekomendasikan trader agar mengakumulasi pembelian saham BIKE, DOID dan HRTA, serta diharapkan untuk menerapkan strategi "Buy on Weakness" pada ACES. (*)