Mahasiswa BINUS-ASO Kembangkan Alat Deteksi Dini Penyakit Ginjal Lewat Napas

fin.co.id - 29/06/2024, 20:54 WIB

Mahasiswa BINUS-ASO Kembangkan Alat Deteksi Dini Penyakit Ginjal Lewat Napas

William dan Natasha, mahasiswa BINUS-ASO rancang alat pendeteksi penyakit ginjal menggunakan napas.

fin.co.id - Mahasiswa BINUS-ASO School of Engineering berhasil merancang alat untuk mendeteksi dini gangguan fungsi ginjal melalui napas.

Jika umumnya pemeriksaan fungsi ginjal hanya dilakukan melalui tes urin dan darah, alat bernama Nephroair tersebut menggunakan napas untuk mengetahui kondisi kesehatan ginjal.

Proyek ini merupakan kolaborasi dua mahasiswa BINUS-ASO dari dua program studi, yakni Automative and Robotics Engineering dan Product Design Engineering.

William mengatakan, alat ini bermula dari salah satu jurnal yang membahas tentang parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal dalam tubuh.

Terdapat 5 stadium penyakit ginjal, mulai dari stadium 1 untuk kerusakan awal hingga stadium 5 yang merupakan kondisi paling parah.

"Alat ini bisa menilai kelima stage (stadium) tersebut dari asam amonia," kata William ketika ditemui di Tangerang, Jumat, 28 Juni 2024.

Natasha Angeline Hansen mengungkapkan bahwa menurut hasil studi yang dilakukan timnya itu, penyandang gagal ginjal memiliki amonia dalam napasnya.

Oleh karena itu, kedua mahasiswa tersebut tertarik untuk membuat alat yang bisa mengetahui kadar amonia pada napas seseorang.

Nantinya, pasien akan meniupkan napas ke sensor dari alat tersebut.

"Mengecek gagal ginjal lewat urin dan darah itu kan lumayan invasive. Sedangkan (alat ini) menggunakan napas sehingga sangat friendly serta tidak mengintimidasi pasien," tambahnya.

Mereka juga telah mengetes alat ini ke pasien dari India dan hasilnya menunjukkan data yang akurat.

"Kurang lebih sudah di atas 90%. Namun, untuk di Indonesia sendiri tentu harus ada validasi lagi dan untuk (hasil) lebih pastinya harus dipastikan juga ke dokter," kata William.

Adapun hasil pengujian alat ini bisa diketahui dengan cepat, yakni sekitar 30 detik dan terlihat secara realtime.

Diketahui, alat ini merupakan pengembangan dari proyek yang dilakukan kakak kelasnya.

"Sebelumnya, kakak kelas sudah bikin, tapi ini kita mau tampilannya lebih menarik, ergonomis, dan mudah dibawa-bawa. Jadi kolaborasilah mereka dari ARE dan PDE," tutur dosen pembimbing Natasha, Ir. Yosica Mariana, S.T., M.T., IPU, ASEAN Eng..

Di tambah lagi, produk ini dimodifikasi sehingga tidak memerlukan internet untuk penyimpanan datanya.

Khanif Lutfi
Penulis