Ekonomi . 20/06/2024, 13:51 WIB

Kurs Rupiah Melemah: Bagaimana Dampaknya bagi Industri Kesehatan?

Penulis : Mihardi
Editor : Mihardi

fin.co.idNilai tukar rupiah terhadap dolar tembus di angka Rp16.400-an. Meski sempat menguat Rp16.365 per dolar AS, kemerosotan kembali terjadi pada Kamis 20 Juni 2024 pukul 11.41 WIB, di mana rupiah spot ada di level Rp16.421 per dolar AS.

Hal ini pun menjadi kekhawatiran tersendiri bagi industri dalam negeri, termasuk di bidang kesehatan. Industri kesehatan, dalam hal ini industri farmasi dan alat kesehatan, merupakan bagian dari industri nasional yang terdampak atas adanya peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

"Sebagaimana diketahui, sebagian bahan baku dan produk jadi dari industri tersebut diperoleh secara impor," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi kepada Disway Group, Rabu 19 Juni 2024.

Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Roy Himawan menambahkan, industri kesehatan saat ini masih bergantung pada pasokan impor.

"Terkait obat, 90 persen bahan baku yang dibutuhkan dipenuhi dari impor. Untuk alat kesehatan, 52 persen kebutuhan dipenuhi dari impor," katanya, Kamis 20 Juni 2024.

Sementara itu, kata dia, kemampuan perusahaan farmasi dan alat kesehatan di Indonesia sudah cukup signifikan dalam memenuhi kebutuhan alam negeri. Industri farmasi nasional, termasuk BUMN, sudah mampu memenuhi 90 persen kebutuhan pelayanan kesehatan.

"Industri alkes nasional juga telah bertumbuh dan mampu memenuhi lebih ari 40 persen standar pelayanan kesehatan di RS," tambahnya.

Kendati demikian, Nadia mengatakan bahwa dampak kenaikan kurs rupiah terhadap dolar AS akan semakin nyata apabila kenaikan kurs berlangsung dalam jangka waktu lebih lama, seiring dengan semakin berkurangnya persediaan bahan baku dan produk jadi tersebut di dalam negeri.

Oleh karena itu, Kemenkes terus melakukan langkah antisipasi untuk mendorong penggunaan bahan baku dan produk jadi obat dan alat kesehatan dari dalam negeri.

"Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, sampai dengan akhir 2023 transaksi alat kesehatan dalam negeri di e-katalog sudah mencapai 42 persen," ungkap Roy.

Pihaknya juga memfasilitasi penggunaan bahan baku obat produksi dalam negeri melalui Change Source. Program ini telah menjangkau lebih ari 40 industri farmasi untuk menggunakan bahan baku obat produksi dalam negeri.

(Ann)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com