Ekonomi

Dampak Dolar AS Naik, Harga Barang Impor Melonjak

fin.co.id - 20/06/2024, 17:19 WIB

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan menguat pada perdagangan hari ini, Rabu, 20 Desember 2023.

fin.co.id - Dunia ekonomi Indonesia tengah dilanda penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan nilai tukar Dolar AS sudah mendekati level Rp16.400.

Menurut Head of Macroeconomic and Financial Research PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Kahfi Riza, penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS itu akan berdampak pada membengkaknya beban utang dalam dolar.

"Tentunya ini akan berikan tekanan di fiskal kita. Karena sebagaimana diketahui, kita ada beberapa kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan dalam bentuk dolar," kata Kahfi dalam keterangan tertulisnya, Kamis 20 Juni 2024.

Hal serupa juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal. Menurut Faisal, masyarakat dan pengusaha sebagai konsumen dan produsen sekalipun akan melihat pusing harga-harga barang melonjak dan banyak bahan baku yang masih impor ikut naik.

Baca Juga

"Tentu saja kalau terjadi pelemahan akan membuat barang barang impor lebih mahal artinya ini akan akibatkan ekonomi biaya tinggi bagi konsumen dalam negeri yang membeli barang impor naik," kata Faisal dalam keteranganny, Minggu 16 Juni 2024.

Dalam komposisi data utang pemerintah per akhir April 2024 Rp8.338,43 triliun, kata dia, memang utang dalam dolar AS menjadi yang terbesar di antara utang yang berasal dari valuta asing. Besarannya telah mencapai sebesar Rp1.713,26 triliun. Sementara itu, yang dalam bentuk mata uang euro Rp 388,45 triliun, yen Jepang Rp 270 triliun, dan lainnya Rp 30,92 triliun.

Namun, utang secara total mayoritas masih dalam bentuk rupiah sebesar Rp5.935,42 triliun, dari total utang per 30 April 2024 Rp8.338,43 triliun. Hal ini nantinya akan berimbas terhadap kenaikan harga terutama impor, akan bisa berpotensi untuk menimbulkan imported inflation atau inflasi dari jalur impor.

Meskipun begitu, Bank Indonesia mencatat data aliran modal asing dari Januari hingga pekan pertama Juni 2024 masih terjadi aliran modal asing masuk sebesar Rp52,94 triliun.

Terdiri dari beli neto di pasar SBN Rp 36,02 triliun dan SRBI Rp 101,34 triliun. Sementara itu di pasar saham telah terjadi aliran modal keluar Rp8,01 triliun.

Baca Juga

(Bia)

Mihardi
Penulis
-->