Kesehatan

Penyakit Gondongan Meningkat, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

fin.co.id - 08/06/2024, 09:56 WIB

Ilustrasi: Saat orangtua merawat anaknya yang tengah mengalami gondongan. Foto: Antara

FIN.CO.ID - Kasus gondongan mengalami peningkatan di sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya di Jakarta. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat 1.234 kasus gondongan periode Januari-Juni 2024.

Angka ini meningkat dari 876 kasus di periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, wilayah lain seperti Tangerang, Bandung, serta Surabaya juga mengalami peningkatan kasus.

Dokter spesialis anak konsultan infeksi dan penyakit tropis anak Anggraini Alam menjelaskan, gondongan atau mumps merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus paramyxovirus. Virus penyebab penyakit gondongan ini dengan mudah menyebar melalui air liur dan berbagai barang yang terkontaminasi.

"Penularan gondongan sering kali terjadi dengan cepat di tempat penitipan anak, sekolah, atau di mana banyak anak berkumpul dalam ruangan yang sama, berbagi peralatan, dan berinteraksi dekat satu sama lain," terang Anggraini dalam keterangannya, Jumat 7 Juni 2024.

Baca Juga

Virus ini dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotis atau kelenjar ludah yang berada di dekat telinga. Gejala awal gondongan di antaranya, kata diam pembengkakan dan nyeri di area pipi-rahang hingga sulit membuka mulut, demam, lesu, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, dan gejala lain yang mirip dengan flu.

Pada beberapa kasus, penyakit ini dapat memicu komplikasi yang lebih serius, seperti radang testis (orchitis) yang terjadi pada sekitar 30% laki-laki pascapubertas yang tidak divaksinasi. Sedangkan pada perempuan, risiko komplikasi yang dapat terjadi yakni radang ovarium (oophoritis).

Bahkan, pada beberapa kasus, komplikasi gondongan bisa menyerang susunan saraf pusat (ensefalitis), pankreas (pancreatitis), hingga kehilangan pendengaran. "Untuk itu, orang tua harus waspada terhadap gejala gondongan dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika ada tanda-tanda infeksi," ujarnya.

Dengan keparahan risiko tersebut, sangat penting untuk melakukan langkah pencegahan, salah satunya melalui imunisasi MMR (measles, mumps, rubella).

"Pemberian imunisasi MMR sejak usia 1 tahun tidak hanya mampu melindungi anak sebagai seorang individu terhadap gondongan, tetapi juga membantu mencegah penyebaran gondongan di lingkungan sekitar individu yang mendapatkan imunisasi tersebut," tuturnya.

Baca Juga

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2023, vaksin MMR perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali. Dosis pertama MMR saat anak usia 12-18 bulan, sedangkan dosis kedua pada usia 5-7 tahun.

Pemberian dua dosis vaksin MMR ini terbukti 88 persen efektif melawan gondongan. Selain imunisasi, lanjut Anggraini, kebiasaan atau pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dan menutup mulut saat batuk atau bersin penting dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus gondongan.

“Bagi orang tua, jangan lupa untuk memastikan anak telah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang direkomendasikan, agar-anak dapat terlindungi dari berbagai penyakit menular, salah satunya gondongan. Karena pemberian imunisasi merupakan bentuk upaya kita bersama, dalam membangun masyarakat yang lebih sehat,” tutur Anggraini.

(Annisa Amalia Zahro)

Mihardi
Penulis
-->