Prabowo Angkat Bicara soal Keretakan Hubungan PDIP dengan Keluarga Besar Jokowi: Kader Saya Juga Banyak Diambil Pihak Lain!

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Bakal Calon Presiden (Bacapres) Prabowo Subianto memberi tanggapannya terkait isu keretakan antara kelurga besar Joko Widodo dengan PDI-P jelang Pilpres 2024.

Seperti diketahui, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan kader PDIP kini lebih memilih bergabung dengan dengan Prabowo Subianto untuk menjadi cawapresnya.

Melihat kondisi seperti itu, Prabowo mengatakan bahwa hak tersbeut merupakan salah satu bentuk proses demokrasi dalam perpolitikan Indonesia.

BACA JUGA: Profil Didit Hediprasetyo, Anak dari Bacapres Prabowo Subianto yang Jadi Desainer Kondang di Luar Negeri

BACA JUGA: Ketahui 6 Perbedaan BPJS Kesehatan dengan KIS, Dari Iuran sampai Kriteria Peserta

Bahkan menurutnya, banyak diantara kader-kader partainya saat ini ikut serta diambil oleh pihak lain yang berkepentingan.

"Ini proses demokrasi. Kader saya juga banyak yang diambil pihak lain," kata Prabowo di Gunawarman, Jakarta, dikutip Rabu 1 November 2023.

Meski saat ini trjadi perbedaan pandangan politik antara PDIP dengan keluarga Jokowi, Prabowo mengeklaim hubungan antara dirinya dan partai berlogo Banteng itu tetap baik.

"Ya kita baik-baik saja ya kan. Kan kita satu bangsa, satu negara," ujarnya.

BACA JUGA: Gagal Jadi Negara Maju,Ternyata Ini Masalah Besar Indonesia

BACA JUGA: Tak Jadi Kerja Sama dengan Indonesia, Starlink Milik Elon Musk Terpikat Australia

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut partainya saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan Yang Maha Kuasa serta rakyat Indonesia atas apa yang terjadi.

Apalagi, kata Hasto, ketika DPP PDIP bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai yang paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi.

Padahal, kata Hasto, seluruh jajaran DPP PDIP hingga ranting begitu mencintai dan memberikan privilege (hak istimewa) yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga.

"Namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan konstitusi," ungkap Hasto dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu 29 Oktober 2023.