Nasional

Keterlaluan! 1,3 Miliar Data di Inedonesia Alami Kebocoran, Kinerja Kominfo Disoal

fin.co.id - 07/09/2022, 23:49 WIB

Ilustrasi data pribadi. (ist)

JAKARTA, FIN.CO.ID - Anggota Komisi I DPR RI Junico BP Siahaan menyoroti kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatikan terkait maraknya kebocoran data yang terjadi di Indonesia dalam waktu berdekatan sebanyak 1,3 miliar data. 

Ia menilai peristiwa tersebut sangat memalukan karena sudah terjadi dalam satu bulan terakhir.

"Yang baru saja terjadi, data breach tiga kali dalam satu bulan menurut saya ini sudah keterlaluan. Ini bukan pointing fingers, maksudnya ini harusnya menjadi lampu merah buat kita semua. Bahwa bagaimana kita menjaga data ini harus menjadi catatan yang sangat baik," imbuh Nico saat Rapat Kerja dengan Menkominfo di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (7/9/2022). 

(BACA JUGA: Pelaku Pembobol dan Penjual 105 Juta Data KPU Bakal Ditelusuri Siber Polri)

Nico juga pun mempertanyakan soal rencana dan bagaimana cara menjaga data yang ada di Pusat Data Nasional (PDN) yang rencananya akan diselesaikan pada 2024. 

Ia menyinggung dugaan kebocoran data registrasi kartu SIM dan PLN yang terjadi baru-baru ini. 

"Sebenarnya itu menurut saya adalah data khusus punyanya Kominfo yang kita diminta semuanya nomor harus didaftarkan supaya bisa nyala, tapi justru data ini yang bocor. Begitu pula data PLN, data Indihome. Artinya terlalu hebatlah kemampuan para penerobos-penerobos ini sehingga mereka bisa menerobos semua yang bisa dibuat oleh lembaga-lembaga publik," imbuh dia.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin menyebutkan, tiga kali kebocoran data yang terjadi dalam waktu berdekatan ini sebagai sebuah "mega-kasus. 

(BACA JUGA: Penjelasan KPU Soal 105 Juta Data Bocor oleh 'Bjorka')

"Ini menurut saya 'mega-kasus' sampai kita kebobolan 1,3 miliar data kartu SIM di breached forum dari akun bernama Bjorka," kata Nurul.

Menurut dia, terdapat pelaku yang sama juga dengan dugaan kebocoran 26 juta data pelanggan Indihome. 

"Kemudian terakhir adalah sebanyak 17 juta pelanggan PLN diperjual belikan di situs online," pungkas dia.

Admin
Penulis
-->