News . 04/09/2022, 17:08 WIB

Orang Kaya Jadi Penikmat Terbesar Subsidi BBM, Ekonom: Kenaikan Harga Harus Terukur

JAKARTA, FIN.CO.ID - Konsumsi BBM bersubsidi harus dikendalikan jika tidak ingin subsidi energi makin bertambah hampir Rp. 200 triliun pada 2022. 

Demikian ditegaskan Anggota Komisi VII DPR Lamhot Sinaga dalam diskusi bertajuk Subsidi Untuk Siapa? 

Menelaah Efektivitas Penggunaan Uang Rakyat yang diselenggarakan Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) di Jakarta, Kamis (1/9/2022).

(BACA JUGA: Agar Subsidi BBM Tepat Sasaran, Erick Thohir Pastikan MyPertamina akan Terhubung dengan Data Kepolisian)

Kini, subsidi energi Rp. 502 triliun dan akan menjadi Rp 698 triliun jika kuota BBM bersubsidi ditambah. 

"APBN harus diselamatkan demi kepentingan bangsa," ujar dia.

Berdasarkan data yang diterima DPR, hanya 30 persen BBM bersubsidi dikonsumsi sepeda motor dan angkutan umum. 

Dengan demikian, subsidi BBM bisa dipangkas 70 persen jika hanya kedua jenis kendaraan itu boleh mengonsumsi.

(BACA JUGA: Naiknya BBM dan 'Mati Rasa' Pemerintah )

"Saya kira ini akan lebih dilakukan segera. Pertamina sudah menyatakan sanggup melaksanakan mekanisme ini," kata dia.

Angkutan umum terdiri dari kendaraan berpelat kuning serta kendaraan untuk taksi dan ojek daring. 

Untuk kendaraan transportasi daring, mekanisme subsidinya berupa kupon pembelian BBM.

Dia menegaskan, pemerintah mendapat momentum perombakan pola subsidi BBM dan energi secara keseluruhan. 

(BACA JUGA: Harga BBM Naik Sama Saja Mencekik Rakyat Sendiri)

"Harus tahun ini, tahun depan sudah tahun politik. Tidak mungkin ada keputusan-keputusan terkait perubahan penting," kata dia.

© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com