Viral! Rektor ITK Budi Santosa Diduga Rasis, Sindir Wanita Jilbab sebagai Manusia Gurun

fin.co.id - 30/04/2022, 07:33 WIB

Viral! Rektor ITK Budi Santosa Diduga Rasis, Sindir Wanita Jilbab sebagai Manusia Gurun

Tangkapan layar tulisan Rektor Budi Santosa Purwokartika

JAKARTA, FIN.CO.ID-  Rektor Institut Teknologi Kalimantan, Budi Santosa Purwokartiko vira di media sosial. Pasalnya, lewat sebuah artikelnya di akun Facebook, Budi Santosa dinilai menyindir wanita jilbab sebagai manusia gurun. 

Artikel yang dia tulis pada 27 April itu, Budi Santosa mulanya akui mewawancarai beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri.

Kata dia, bahwa mereka adalah mahasiswa dari program Dikti yang dibiayai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). 

Dia mengatakan bahwa para mahasiswa ini tidak hobi demo. 

"Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo. Yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8 dan 3.9" katanya. 

(BACA JUGA: Rasis ke Tsamara, Ketua GP Ansor Minta Pemilik Akun GusNadjb Minta Maaf)

Dia mengatakan, para mahasiswa ini tidak pernah berbicara soal agama. Seperti kehidupan setelah mati. 

"Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa Cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung Cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dsb" tulis rektor. 

"Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit:insaallah, barakallah, syiar, gadarullah, dsb" sindir Rektor. 

(BACA JUGA: Rasisme Jurnalis Media Barat Jadi Sorotan, Netizen: Kasih Paham Om Putin! Uraaaa)

Kemudian pada paragraf berikutnya, dia menyebut para mahasiswa ini tidak mengenakan kerudung atau jilbab. Dia menyindir kerudung dan jilbab sebagai pakaian manusia gurun. 

"mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar openmind" katanya. 

"Mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi," tuturnya lagi. 

Artikel itu mendapat kecaman luas di media sosial. Sang rektor disebut rasis dan tidak pancasilais. 

(BACA JUGA: Denny Siregar: Ada Rasisme di Rohingya Lu Teriak, Tapi di Negara Sendiri Sajen Ditendang!)

Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq

Admin
Penulis
-->