Industri

Gak Perlu Marah-Marah Pertamax Mahal, Pengamat Energi: Harga BBM Indonesia Paling Murah Kok!

fin.co.id - 10/04/2022, 12:16 WIB

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan

JAKARTA, FIN.CO.ID - Pemberitaan soal kenaikan harga BBM non subsidi Pertamax, hingga hari ini masih saja menghiasi pemberitaan di sejumlah media nasional.

Bahkan, Mahasiswa BEM SI pada 11 April 2022 besok bakal menggelar demo besar-besaran, dimana salah satu isunya adalah kenaikan harga BBM non subsidi. 

(BACA JUGA: Harga Pertamax di Malaysia Lebih Murah Ketimbang Indonesia, Pengamat: Gak Bisa Dibandingkan 'Aple to Aple')

Padahal, berulang kali dijelaskan baik oleh pemerintah maupun Pertamina, apa yang menyebabkan harga BBM non subsidi harus naik. 

Tergelitik melihat fenomena tersebut, Pengamat Energi, Mamit Setiawan menanggapi hal itu dengan menguak sejumlah fakta terkait kenaikan harga BBM non subsidi Pertamax tersebut. 

Salah satu yang menjadi catatannya adalah, meskipun harga Pertamax naik menjadi Rp12.500 per liter, tetap saja BBM dengan kandungan RON 92 itu masih lebih murah, dibandingkan harga BBM sejenis di negara lain. 

"Harga BBM di Indonesia jauh lebih murah jika dibandingkan dengan negara lain. Mengacu kepada Global Petrol Price, harga BBM di Singapura adalah Rp 30.208 per liter, Laos Rp 24.767, Filipina Rp 20.828, Kamboja Rp 20.521, Thailand Rp 19.767, Vietnam Rp 18.647,  Indonesia Rp 16.500 dan Malaysia Rp 6.965," ungkap Mamit Setiawan yang merupakan Direktur Eksekutif Energy Watch, kepada Fin.co.id, Minggu 10 April 2022.

(BACA JUGA: Pertamax Naik Tapi Pertalite Disubsidi, Aktivis 98: Kurang Baik Apa Pak Jokowi)

Harga BBM di Malaysia lebih murah dikarenakan negara itu menerapkan subsidi Automatic Pricing Mechanism (APM), dimana kebijakan APM ini berfungsi untuk menstabilkan harga bensin seperti bensin RON 95, RON 97 dan solar sampai batas tertentu melalui pemberlakuan pajak penjualan dan subsidi dalam jumlah yang bervariasi. 

"Oleh karenanya, perubahan harga eceran dipengaruhi oleh besaran pajak dan subsidi dalam batas tertentu sesuai kebijakan yang ditetapkan pemerintah Malaysia. Selain itu, jalur distribusi di Malaysia jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan Indonesia yang merupakan negara kepulauan," urai Mamit

Menurut dia, saat ini harga minyak secara global memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini karena harga minyak dunia yang terus naik dimana salah satu persoalannya ada konflik Rusia-Ukraina yang belum juga selesai.

Selain itu, persoalan embargo yang dilakukan negara Barat terhadap produk migas milik Rusia juga ikut mempengaruhi harga komoditas minyak bumi.

(BACA JUGA: Demo BEM SI Tolak Jabatan Presiden 3 Periode Disebut Ambyar, Alifurrahman: Demonya Telat! )

Sedangkan Rusia sendiri faktanya memasok 11,4 persen dari total kebutuhan minyak dunia.

"Sebagai contoh, harga BBM di Hongkong mencapai Rp 36.176 per liter, Jerman Rp 34.454 per liter, Italia Rp 34.310 per liter, dan Yunani Rp 32.733 per liter. Jadi, sudah sewajarnya Pertamina menyesuaikan harga BBM umum mereka," kata Mamit

Admin
Penulis
-->