Diserbu Warga, Pedagang Kembang TPU Mangunjaya Dapat Berkah

BEKASI, FIN.CO.ID - Jelang Bulan Suci Ramadan warga menyerbu Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Mereka datang untuk melakukan ziarah.

Para peziarah datang mulai pagi hingga sore hari tadi. Ramainya peziarah ternyata membawa berkah tersendiri bagi pedagang kembang dan juga air mawar di area TPU.

Retno (39) salah satu pedagang kembang di TPU Mangunjaya menjelaskan, para peziarah mulai ramai datang ke TPU semenjak Jumat lalu. Dia bersyukur karena omset penjualan meningkat hingga 100 persen.

(BACA JUGA: Menko Airlangga Ziarah Makam Keluarga di Astana Oetara, Ikuti Tradisi Nyadran di Solo)

"Ramainya dari hari Jumat udah rame pak, iya jadi rame juga penjualan yang tadinya biasa kita dapet sehari Rp50.000 sekarang mah bisa sampai Rp100.000 lebih," ucap Retno saat ditemui, Minggu, 27 Maret 2022.

Lanjutnya Retno, sekantong plastik ukuran kecil kembang dijual seharga Rp5.000. Sedangkan untuk air mawar dijual per botolnya Rp7.500.

Warga memadati TPU Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat-Tuahta Simanjuntak-fin.co.id

Menurut Retno peziarah saat ini lebih ramai dibandingkan awal pandemi.

(BACA JUGA: Keluarga di Tangerang Ziarah ke Makam, Mobil yang Ditumpanginya Ketiban Gapura)

"Iya Alhamdulillah, bawa berkah sekarang. Biar masih pandemi tapi sudah mulai membaik sih pak, mulai rame yang nyekar," ungkapnya.

Sementara itu Agus (46) asal Kota Bekasi, datang ke TPU bersama keluarga besar untuk berziarah ke makam orang tuanya.

Menurut Agus, tradisi nyekar atau ziarah kubur jelang Bulan Ramadan merupakan agenda rutin yang keluarganya selalu lakukan setiap tahun.

"Setiap tahun biasa nyekar, itu sebelum bulan puasa sama hari lebaran. Kita nyekar, bersih-bersih makam, mendoakan dan bisa dibilang ini cara melepas kangen sama orang tua, keluarga yang sudah meninggal," terangnya.

Sebelumnya Agus mengaku sejak masa pandemi di Indonesia, prosesi ziarah di bulan Ramadhan sempat ada pembatasan dari pihak pemerintah kota dan kabupaten.

Namun menurutnya saat ini peraturan tersebut sudah sedikit di longgarkan oleh pemerintah, sehingga ia bersama keluarga besarnya dapat melakukan prosesi nyekar ke makam orang tua.