JAKARTA, FIN.CO.ID - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menilai NATO dan negara Barat tidak tegas merespons serangan Rusia ke Ukraina.
"NATO seharusnya mengambil langkah yang lebih tegas," ujar Erdogan, dikutip Reutrea, Sabtu 26 Februari 2022.
Erdogan berharap, konferensi tingkat tinggi NATO dapat menghasilkan pendekatan yang lebih tegas.
"Mentalitas Uni Eropa dan negara Barat tidak menunjukkan tekad yang serius. Mereka semua terus memberikan saran kepada Ukraina. Tidak mungkin bisa melangkah hanya dengan saran," katanya.
(BACA JUGA: Ukraina Nasibmu Kini! Dibombardir Rusia, Ditinggalkan AS dan NATO)
Kendati begitu, Erdogan menegaskan, Turki menolak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, berbeda dengan beberapa negara Barat lain.
Turki juga tidak menggunakan kata "invasi" untuk menggambarkan situasi ini.
Ia hanya menyatakan tindakan Rusia "tak dapat diterima."
Kiev juga sempat meminta Turki untuk menutup selat Bosphorus dan Dardanelles demi mencegah kapal Rusia masuk ke Laut Hitam yang berada di selatan Ukraina.
(BACA JUGA: Buntut Invasi Rusia atas Ukraina, F1 GP Rusia Dibatalkan)
Namun, Ankara menyatakan tak bisa memenuhi permintaan Kiev.
Menurut Turki Rusia memiliki hak untuk menarik kapal mereka ke pangkalan berdasarkan pakta 1936.
Turki, yang juga merupakan anggota NATO, memiliki hubungan dekat dengan Ukraina dan Rusia.
(BACA JUGA: Terkait Invasi Rusia ke Ukraina, Ada Ketidakpastian di Tubuh Chelsea)
Negara itu kerap menjadi penengah netral kala dua kubu melakukan perundingan.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq