JAKARTA - Harga emas merosot lebih dari 1 persen, Senin, karena risk-on rally dalam ekuitas menekan logam kuning, dengan investor mengabaikan kekhawatiran seputar dampak varian Omicron virus corona.
Harga emas di pasar spot anjlok 1,5 persen menjadi USD1.800,68 per ounce pada pukul 01.37 WIB, ditetapkan untuk persentase penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari sebulan.
Demikian mengutip laporan Reuters, di Bengaluru, Senin (3/1/2022) atau Selasa (4/1/2022) dini hari WIB.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat menyusut 1,6 persen menjadi USD1.800,10 per ounce.
Kenaikan imbal hasil, penguatan dolar, dan sentimen risiko yang meningkat mendorong ekuitas, memberi tekanan pada pasar emas, kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
S&P 500 berjangka mendekati level rekor karena pasar ekuitas tampaknya akan memperpanjang pemulihan dari guncangan pandemi ke tahun yang baru.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun melesat ke level tertinggi enam minggu, menumpulkan daya tarik emas yang tidak memberikan bunga.
BACA JUGA:
Jokowi Terbitkan Aturan Baru Distribusi dan Formula Harga BBM Premium
BPS: Inflasi Desember 2021 Capai 0,57 Persen
Aliran Investasi Asing ke Indonesia dari RCEP Sebesar 72 Persen
Meski kasus virus corona melonjak, jumlah kematian dan rawat inap dari varian Omicron relatif rendah, membuat banyak negara berhenti memberlakukan penguncian.
Haberkorn mengatakan investor memperkirakan gelombang virus corona baru itu bersifat sementara.