JAKARTA- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring mengaku heran dengan fenomena yang terjadi di sebagian kelompok masyarakat di tanah air.
Di mana, Indonesia yang notabene negara mayoritas Islam, namun hal-hal yang berbau Islam dibenci oleh kelompok tersebut. Seperti beberapa kasus yang sempat viral sepanjang tahun 2021.
"Aneh, di negeri mayoritas muslim ini, pengamat bisa bilang bahasa Arab ciri teroris, hafiz tutup kuping dengar musik dibilang radikal, remeh-teme celana cingkrang diributin. Orang pakai gamis dan jenggot jadi soal, alergi terhadap sesuatu yang berbau Islam," ujar Sembiring, Sabtu (1/1/2022).
Anggota DPR RI ini juga menyinggung pejabat publik yang tidak paham Agama, tetapi mencoba berbicara Agama hingga timbul kontroversi. Misalnya, KSAD Dudung Abdurrachman soal Tuhan bukan orang Arab.
"Pejabat-pejabat publik yang tidak faham Islam, bicara ngawur tentang Islam: Tuhan kita bukan orang Arab, Palestina dan Israel bukan urusan kita, nggak baca UUD 1945 kah? Panitia tim test TWK KPK: Pilih Pancasila atau Al-Qur’an? Sudah ngaco begitu, eh ada pula yang bela," ujarnya.
Tifatul Sembiring juga menyoal mental inliader, serta sikap pemerintah yang seolah bergantung kepada China dan memanjakan mereka di saat pandemi COVID-19.
"Mental inlander, keluar terkesan terlalu bergantung kepada China, Indonesia kan bebas aktif jalin hubungan dengan semua negara. TKA China berduyun-duyun datang saat pandemi. Proyek-proyek, obat, vaksin dan sebagainya. Tapi ke dalam keras, Omnibus Law, kejar tayang, buru-buru toh akhirnya inkonstitusional," tuturnya.
"Mudah-mudahan ke depan bisa lebih diperbaiki, agar masa depan bangsa Indonesia yg kita cintai ini semakin cerah," pungkasnya. (Dal/fin).
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq