News . 21/12/2021, 18:19 WIB

Gawat! WHO Sebut Omicron Bisa Infeksi Penerima Vaksin

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Virus COVID-19 varian Omicron lebih cepat menular dibanding varian Delta. Orang yang sudah menerima vaksin dosis lengkap atau pernah sembuh dari COVID-19 berpotensi terinfeksi. Publik diminta waspada dan berhati-hati.

"Ada bukti konsisten bahwa Omicron secara signifikan menyebar lebih cepat ketimbang varian Delta. Ada kemungkinan orang-orang yang sudah divaksin atau sembuh dari COVID-19 dapat terinfeksi kembali," ujar kata dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Selasa (21/12).

Hal senada juga disampaikan Kepala ilmuan WHO, Soumya Swaminathan. Dia mengatakan varian Omicron diketahui mampu lolos dari beberapa respons imun. "Artinya program vaksinasi booster yang sedang berlangsung di banyak negara harus menargetkan orang-orang dengan imun yang lemah," jelas Swaminathan.

Omicron, lanjutnya, lebih lincah menghindari antibodi yang dihasilkan dari sejumlah vaksin COVID-19. "Kami tidak percaya semua vaksin menjadi tidak efektif sama sekali terhadao Omicron," imbuh Swaminathan.

Sementara itu, pakar WHO Abdi Mahamud menyatakan meski antibodi netralisasi menurun, hampir semua data menunjukkan T-sel masih utuh.

"Selagi pertahanan antibodi dirusak dari beberapa penjuru, ada harapan T-sel, yang menjadi pilar kedua respons imun, mampu mencegah penyakit parah dengan menyerang sel manusia yang terinfeksi. "Tentunya ada sebuah tantangan. Karena banyak monoklonal yang tidak ampuh melawan Omicron," tukasnya.

Meski begitu, WHO memastikan pada 2022 akan menjadi tahun di mana pandemi akan berakhir. Yakni melalui pengembangan generasi vaksin kedua dan ketiga. Ini adalah pengembangan lebih lanjut dari pengobatan antimikroba dan inovasi lainnya. Hingga saat ini, pandemi COVID-19 telah menelan lebih dari 5,6 juta korban jiwa di seluruh dunia.

"Kami berharap mampu menjadikan penyakit ini relatif ringan, mudah dicegah dan mudah diobati di masa depan. Jika kita dapat meminimalisir penularan, pandemi akan selesai," paparnya.

China, sebagai tempat pertama munculnya SARS-CoV-2 pada akhir 2019, diminta bersedia menyerahkan data dan informasi terkait asal mula COVID-19 untuk membantu penanganan ke depannya. "Kami perlu terus menggali informasi dari sumbernya. Tujuannya supaya dapat melakukan usaha yang lebih baik lagi di masa depan," pungkasnya.(rh/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com