JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia surplus USD3,51 miliar secara bulanan pada November 2021. Realisasi itu lebih rendah dibandingkan surplus USD5,74 miliar pada Oktober 2021.
Namun, lebih tinggi dari USD2,59 miliar pada November 2020. Secara total, akumulasi surplus neraca dagang Indonesia mencapai USD34,32 miliar pada Januari-November 2021.
"Komoditas penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral, lemak hewan nabati, serta besi dan baja," kata Kepala BPS Margo Yuwono, Rabu (15/12/2021).
Margo mengatakan, surplus neraca perdagangan terjadi karena nilai ekspor mencapai USD22,84 miliar atau naik 3,69 persen dari USD20,03 miliar pada Oktober 2021.
"Sementara itu, nilai impor cuma USD19,13 miliar atau naik 18,62 persen dari USD16,29 miliar pada bulan sebelumnya," ujarnya.
Berdasarkan negaranya, surplus dagang terjadi dari Amerika Serikat mencapai USD1,8 miliar. Lalu diikuti dari Filipina dan Malaysia, masing-masing USD801,8 juta dan USD687,8 juta.
"Sementara defisit dagang terjadi pada perdagangan dengan Thailand sebesar USD405,2 juta, China USD366,4 juta, dan Australia USD345,4 juta," pungkasnya. (der/fin)