Imbal Hasil Obligasi AS Menghantui, Rupiah Berpotensi Mengalami Tekanan

fin.co.id - 09/12/2021, 09:37 WIB

Imbal Hasil Obligasi AS Menghantui, Rupiah Berpotensi Mengalami Tekanan

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

 

 

JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS diprediksi berbalik melemah hari ini, Kamis (9/12/2021). Penyebabnya adalah kenaikan kembali  yield obligasi pemerintah AS akibat wacana percepatan  tapering  Federal Reserve (The Fed).

Mengutip data Bloomberg pukul 09.14 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.331 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan penguatan 26 poin atau 0,18 persen apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Rabu sore kemarin (8/12) di level Rp14.357 per dolar AS.

[caption id="" align="alignnone" width="1012"] Trend pergerakan rupiah terhadap dolar AS (TradingView)[/caption]

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan saat ini belum ada perubahan sentimen di pasar keuangan pagi ini.

"Penyebaran virus omicron dan wacana percepatan  tapering  masih menjadi fokus pelaku pasar," kata Ariston dalam keterangan tertulisnya pagi ini.

BACA JUGA: Kekhawatiran Penyebaran Omicron Mereda, Harga Minyak Tancap Gas

Pelaku pasar mungkin akan memperhatikan kenaikan kembali yield obligasi pemerintah AS.

Kenaikan yield ini merupakan antisipasi pasar terhadap wacana percepatan tapering yang akan diumumkan pada rapat kebijakan Bank Sentral AS minggu depan.

BACA JUGA: Jelang Rilis Data Inflasi AS, Harga Emas Flat

"Kenaikan yield obligasi pemerintah AS ini biasanya searah dengan nilai dolar AS," ujar Ariston.

Nilai tukar rupiah mungkin bisa melemah ke arah Rp14.380 per dolar AS. Sementara potensi penguatan di kisaran Rp14.320 per dolar AS. (git/fin)

Admin
Penulis