JAKARTA - Inisiatif PT PLN (Persero) untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam berkontribusi terhadap penanganan perubahan iklim kembali mendapatkan apresiasi. Kali ini upaya PLN melalui program menerapkan PLTU ramah lingkungan berhasil mendapatkan penghargaan Gatra Awards 2021 untuk kategori Teknologi.
Dalam keseluruhan sistem kelistrikan PLN, PLTU berbahan bakar batu bara masih mendominasi sumber pasokan listrik nasional. Seiring hal itu, berbagai inovasi teknologi pun telah diterapkan guna menekan jumlah emisi GRK selama proses produksi tenaga listrik. Selain menekan emisi, penerapan teknologi juga membuat penggunaan bahan bakar lebih efektif dan efisien.
Executive Vice President Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (EVP K3L) PLN Komang Parmita mengapresiasi Gatra Media Group yang telah mengakui usaha PLN dalam mendukung rencana besar pemerintah dalam memenuhi target Net Zero Emission 2060. Penghargaan ini merupakan sebuah pengakuan atas kerja keras setiap insan PLN dalam penggunaan teknologi di PLTU batubara yang lebih ramah lingkungan secara bertahap.
"PLN akan terus berkomitmen dan berinisiatif untuk mengurangi emisi CO2 secara berkelanjutan. Di antaranya melalui program co-firing, peningkatan efisiensi operasi serta pengembangan pembangkit EBT," ujarnya.
Co-firing merupakan salah satu program strategis PLN dalam rangka meningkatkan bauran energi baru terbarukan 23 persen pada tahun 2025. Implementasi program co-firing di 25 PLTU berbahan bakar batu bara ini dilakukan dengan memanfaatkan biomassa yang terdiri dari pelet sampah, biomassa tanaman energi, dan limbah perkebunan.
Hingga akhir tahun 2021, total substitusi sebagian pemakaian batu bara ini menghasilkan energi hijau mencapai 173,5 Giga Watt hour (GWh).
Pada Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Komang menambahkan, ada 11 unit pembangkit PLN yang masuk dalam Kandidat PROPER Emas, dan 4 di antaranya adalah PLTU batu bara, yakni PLTU Tanjung Jati B, PLTU Paiton, PLTU Suralaya dan PLTU Rembang.
"Kami ingin membuktikan bahwa anggapan yang menyebut pembangkit listrik tenaga uap sebagai salah satu penyumbang emisi terbesar, tidak lagi relevan," tegasnya.
Keempat PLTU tersebut menjadi bukti keberhasilan PLN dalam menjalankan program green energi melalui co-firing, pemakaian biofuel, pemasangan PLTS, serta melakukan beberapa program Efisiensi Energi di antaranya adalah optimalisasi pengoperasian peralatan serta pola operasi dan juga program pemeliharaan pembangkit yang berkelanjutan.
"Pencapaian program efisiensi energi dari ke 4 pembangkit tersebut adalah sekitar 15,5 juta Gigajoule (GJ), dan dari program pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK) yang telah dilakukan dapat menurunkan GRK sebesar 1,86 juta ton CO2eq," kata Komang.
Di sisi lain, Direktur Utama Gatra Media Group Hendri Firzani mengapresiasi PLN dalam penyediaan listrik untuk masyarakat di tengah tuntutan untuk terus meningkatkan bauran EBT sesuai dengan komitmen pemerintah mencapai Net Zero Emission 2060.
"Kami tidak bisa membayangkan jika listrik tidak tersedia, khususnya di puncak masa pandemi Covid-19 pada Juli-Agustus kemarin," ucapnya.
Bagi Hendri, inisiatif, kerja keras, dan semangat untuk melakukan perbaikan di masa pandemi ini menjadi salah satu pertimbangan dewan juri untuk memberikan Gatra Awards 2021.
"Kami yakin Gatra Awards 2021 ini hanyalah bonus dari sebuah pengabdian, komitmen dan dedikasi bagi Bangsa Indonesia. Selamat kepada penerima Gatra Awards 2021, semoga penghargaan ini bisa memotivasi dan menginspirasi pihak lain untuk Bangsa ini," kata Hendri.
Tentunya, capaian PLTU PLN ini bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, PLTU Lontar, PLTA Anggrek dan PLTU Jateng 2 berhasil menorehkan prestasi di kancah internasional pada penghargaan ASEAN Coal Awards 2021 yang digelar di Filipina. (lan/rls/fin)
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq