News . 08/11/2021, 15:12 WIB
JAKARTA - Sektor perumahan disebut menjadi salah satu sektor yang cukup kuat dalam menghadapi badai pandemi Covid-19. Bahkan, ketika pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan mengalami kontraksi, sektor perumahan menjadi salah satu yang bertahan, meski pertumbuhannya juga tidak setinggi sebelum pandemi.
Hal itu disampaikan oleh Chief Economist PT Sarana Multigriya Finansial/SMF (Persero), Martin Daniel Siyaranamual, menjawab pertanyaan Fin.co.id, dikutip Senin (8/11/2021).
Keunggulan sektor perumahan, kata Martin, meskipun bukan sektor yang menjadi prioritas, namun memiliki peran yang cukup penting karena terafiliasi dengan 174 sektor lainnya.
"Kalau kita masuk sektor perumahan, harus diakui dulu bahwa sektor perumahan itu bukan sektor fokus di banyak kebijakan dan kalau kita lihat pembentukan PDB dari sektor perumahan, kontribusi sektor perumahan itu tidak besar. Menariknya adalah sektor perumahan ini adalah salah satu sektor yang cukup kuat menghadapi Pandemi," ujar Martin.
BACA JUGA: KPR FLPP Jadi Asa Pekerja Informal Miliki Rumah Layak Huni
"Jadi kalau kita lihat data dari Kuartal I-2020, China sudah kena (Covid) di 2019, Indonesia itu sudah mulai terasa, pertumbuhannya turun. Masuk ke kuartal II-2020 (April, Mei, Juni), itu mulai turun, apalagi disitu mulai ada PSBB, terkontraksi cukup dalam, sektor perumahan itu masih tumbuh positif. Kuartal ketiga juga masih tumbuh positif. Terakhir yang mulai lepas dari kontraksi, pertumbuhan kita di Kuartal II-2021, sektor perumahan juga tetap positif, walaupun bukan yang terbaik. Wajar karena sektor perumahan bukan yang paling besar dan tidak menjadi fokus," jelas Martin.
Kemudian untuk outlook sektor perumahan di 2022 mendatang, Martin menyebut akan sangat tergantung dari upaya pemerintah menyelesaikan permasalahan Covid-19. Ia berharap,setelah persoalan Bantuan Sosial (Bansos) selesai, pemerintah bisa mulai fokus kepada sektor perumahan. Meski bukan sektor yang paling besar, namun multiplier effect dari pertumbuhan sektor perumahan disebut bisa ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia masa depan.
BACA JUGA: Penyaluran Subsidi Rumah FLPP Tembus Rp17,60 Triliun
"Karena fokus pemerintah saat ini kan di Bansos, karena cepat imbasnya. Bikin rumah, bikin sekarang kan gak langsung jadi besok (jadi), bagaimana kita harus menjaga sektor yang tangguh menghadapi guncangan, itu dibesarkan, pesannya itu. Wajar kalau pemerintah tidak fokus pada sektor perumahan itu tangguh menghadapi guncangan pandemi. Sekarang tinggal gimana orang-orang dari pejabat-pejabat pemerintah yang membuat kebijakan mulai fokus, mulai menaruh perhatian ke sektor perumahan," tegasnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Kuartal II-2021 mencatat pertumbuhan sektor properti mencapai 2,82 persen. Sektor ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hingga 7,07 persen. Hal positif lainnya dari sektor properti, segmen rumah tapak (landed house) terus mencatatkan kenaikan value.
Kenaikan indeks harga ini sesuai dengan publikasi Rumah.com Indonesia Property Market Index Kuartal III-2021. Indikasi ini menunjukan telah terjadi rebound atau peningkatan harga properti setelah sebelumnya mengalami penurunan dampak terganggunya aktivitas bisnis akibat pandemi Covid-19. Indeks harga properti mengalami kenaikan 2,24 persen dibandingkan kuartal sebelumnya atau 1,97 persen secara tahunan. (git/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com