JAKARTA - Obat antivirus Molnuvirapir buatan Merck Amerika Serikat diklaim dapat mencegah 50 persen kemungkinan penderita COVID-19 masuk rumah sakit.
"Obat ini diberikan ke orang yang saturasinya masih di atas 95 persen. Tujuannya mencegah 50 persen masuk rumah sakit," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Selasa (26/10).
Dia mengatakan obat tersebut berdosis 2 x 800 mg berjumlah 40 tablet untuk diminum pasien 2 x 4 tablet per hari. Obat tersebut hanya diperuntukkan bagi pasien COVID-19 bergejala ringan dan tidak digunakan di rumah sakit.
"Strategi obat-obatannya kami sudah diskusi dengan Merck waktu ke Amerika. Molnuvirapir ini obat untuk orang yang bergejala ringan. Jadi bukan untuk orang yang sudah masuk rumah sakit," paparnya.
Menurutnya, pemerintah sudah melakukan pendekatan dengan Merck untuk kepentingan pengadaan Molnuvirapir di Indonesia.
Bersama pihak terkait, Indonesia juga sudah mendatangi beberapa pabrik farmasi di dunia yang sudah diberikan lisensi oleh Merck untuk membeli Molnuvirapir. "Diperkirakan mudah-mudahan Desember nanti bisa datang Molnuvirapir ke Indonesia," tukasnya.
Selain melobi kedatangan obat ke Indonesia, lanjut Budi, pemerintah juga sedang berdiskusi dengan Merck terkait tawaran membuka produksi di Indonesia. "Kalau bisa kita bikin di dalam negeri. Sehingga Indonesia memiliki ketahanan kesehatan yang lebih baik," pungkasnya. (rh/fin)