JAKARTA - Pemerintah Indonesia sudah membuka kembali Bali pada 14 Oktober 2021 untuk turis dari 19 negara yang telah divaksinasi lengkap dan hasil tes negatif virus corona. Meski demikian, hingga hari ini belum satupun wisatawan mancanegara (Wisman) mendarat di pulau Dewata Bali.
Fakta itu diketahui saat Fin.co.id menghubungi Humas Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar Bali, Taufan Yudhistira, Senin (25/10/2021). Menurut Taufan, sejak dibuka 14 Oktober hingga 25 Oktober hari ini, belum satupun wisatawan asing yang masuk ke Bali melalui Bandara Internasional Ngurah Rai.
"Sampai dengan saat ini belum ada penerbangan internasional khusus penumpang yang kami layani," demikian ungkap Taufan.
BACA JUGA: PCR Jadi Syarat Wajib Penumpang Pesawat, DPR: Ini Hasil Satgas COVID-19 atau Bagaimana?
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa membenarkan hal itu. Menurutnya, wisman kemungkinan masih membutuhkan waktu untuk memutuskan bepergian ke Bali, disamping juga ketersediaan direct flight (Penerbangan langsung) yang belum tersedia menuju Bali.
"Belum ada (Wisman). Mereka butuh waktu, demikian juga persoalan air line (Maskapai penerbangan) nya," ujar Putu Astawa kepada Fin.co.id.
Ia membenarkan bahwa permasalahan karantina serta ketersediaan direct flight menjadi penyebab wisman masih enggan bergegas ke Bali.
"Menurut isu yang saya dengar ya (soal karantina dan penerbangan langsung) jadi penyebab," tuturnya.
BACA JUGA: Sudah Vaksinasi Dosis Kedua, Kok Masih Harus Tes PCR Kalau Mau Terbang?
Meski demikian, ia mengaku tetap berkomunikasi dengan pemerintah pusat dan melaporkan situasi terkini sektor pariwisata di Bali.
"Untuk saat ini kami masih ikut petunjuk pusat, karena perlu pertimbangan menyeluruh," tegasnya.
Sebagai informasi saja, beberapa aturan yang dibuat pemerintah, disebut sebagai penyebab dari belum masuknya wisman ke Bali. Kebijakan karantina selama 5 hari misalnya, hal itu telah membuat Bali kalah bersaing dengan destinasi lain seperti Thailand yang mengumumkan bahwa mereka akan menerima turis yang divaksinasi penuh dari 46 negara tanpa karantina mulai 1 November.
Karantina juga disebut menyebabkan pengeluaran wisman menjadi tinggi. Disisi lain, Indonesia saat ini tak lagi mengeluarkan visa gratis bagi wisman. Sebagai gantinya, wisman harus membayar di muka untuk visa yang sedikitnya menelan biaya USD65 atau lebih dan memerlukan proses aplikasi yang rumit.
BACA JUGA: PCR Syarat Perjalanan Udara, Hasan Basri: Kementerian Bebas Membuat SE yang Bukan Tupoksinya