JAKARTA - Varian terbaru Delta bernama AY.4.2 telah ditemukan di Inggris. Varian ini berpotensi mengkhawatirkan. Sebab memicu kenaikan kasus di sejumlah negara di Eropa.
"Di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan. Yakni AY.4.2. Hingga saat ini, varian itu belum masuk di Indonesia. Namun kita akan terus monitor perkembangannya," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (25/10).
Varian AY.4.2 adalah turunan dari varian Delta yang meningkatkan kasus konfirmasi COVID-19 di Inggris dalam waktu yang cukup lama. Yakni sejak Juli hingga Oktober 2021.
Sejumlah pakar di Inggris menyebut AY.4.2 atau Delta Plus itu dapat menyebar lebih cepat daripada varian Delta biasa. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah memindahkan varian Delta Plus ke dalam kategori varian yang sedang diselidiki. Tujuannya untuk memantau risiko yang terjadi saat virus tersebut bersarang di tubuh manusia.
Pemerintah Indonesia, lanjut Budi, akan terus melakukan pemantauan terhadap mutasi varian baru tersebut. Pihaknya akan berusaha untuk mencegah Varian AY.4.2 masuk Indonesia.
"Tentu kita tidak boleh lengah. Antisipasi harus terus dilakukan. Termasuk pengetatan dari negara luar. Kita sudah punya prosedur tetapnya. Intinya tetap waspada dan selalu disiplin menjalan protokol kesehatan," tutup Budi. (rh/fin)