JAKARTA - Indonesia disebut sangat cocok jika mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai energi primer. Sebab, dengan kondisi Indonesia sebagai negara tropis dan dilintasi garis Khatulistiwa, PLTS tentu bisa dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia.
Tak hanya ramah lingkungan, PLTS atap juga bisa membuat tagihan listrik kita lebih hemat, karena pemilik PLTS atap bisa menjual listriknya kepada PLN, atau minimal mengurangi tagihan kWh perbulannya.
"Pembayaran tagihan listrik konsumen akan berkurang drastis ketika memakai panel surya. Ada persepsi alat tersebut harganya mahal, padahal faedahnya jauh lebih besar mengingat panel surya dapat bertahan 20 tahun," ungkap Direktur Utama PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) Jackson Tandiono dalam keterangannya, dikutip Rabu (20/10/2021).
BACA JUGA: Awas, PLTS Atap Bisa Jadi Bumerang Bagi Kedaulatan Energi
Ada faktor utama menurut Jackson yang membuat warga di Indonesia sangat tepat menggunakan panel surya, yaitu didukung oleh alam Indonesia yang tropis.
"Sebagai negara tropis yang banyak mendapat sinar matahari, pemakaian panel surya dapat sangat membantu konsumen. Apalagi, kelebihan daya listrik yang dihasilkan dapat dijual ke PLN," tegas Jackson.
Jacksoni optimistis permintaan akan panel surya cukup tinggi di Tanah Air. Hal itu selaras dengan terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap Oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). (git/fin)