IDEAS: Jangan Berspekulasi Ibukota Sudah Herd Immunity

fin.co.id - 17/10/2021, 07:01 WIB

IDEAS: Jangan Berspekulasi Ibukota Sudah Herd Immunity

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

 

 

JAKARTA - Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mengingatkan pemerintah khususnya Pemprov DKI dan masyarakat Jakarta untuk tidak bereuphoria apalagi berspekulasi bahwa Ibukota negara telah mencapai herd-immunity.

Tingkat positivity rate DKI Jakarta yang pada Juli 2021 lalu rata-rata menembus 40 persen, kini jatuh dibawah 1 persen, jauh dibawah ambang batas WHO yang 5 persen. Kematian harian yang pada puncak gelombang ke-2 rata-rata diatas 120 kasus, kini telah mendekati nol.

DKI Jakarta menjadi satu-satunya wilayah di Indonesia saat ini dengan tingkat vaksinasi yang sangat tinggi, mendekati 100 persen. Penduduk yang telah mendapatkan vaksinasi penuh (vaksin ke-2) sudah berada di kisaran 80 persen. Penduduk yang telah mendapatkan vaksin ke-1 bahkan telah menembus 100 persen.

“Dengan tingkat vaksinasi yang sangat tinggi ini, DKI Jakarta kini mengalami pemulihan pandemi yang sangat menjanjikan. Meski penduduk dengan vaksinasi penuh di DKI Jakarta telah mendekati 100 persen, bukan berarti herd-immunity otomatis tercapai,” kata Direktur IDEAS, Yusuf Wibisono,  dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (16/10/2021).

BACA JUGA: 34 Persen Masyarakat Sulit Dapat Perawatan Saat Varian Delta Mengganas

Yusuf menambahkan beban pandemi di ibukota kini telah menjadi sangat terkendali. Vaksinasi massal mampu mengendalikan dampak virus dengan menekan angka kesakitan dan kematian, namun tidak dengan penyebarannya.

“Karena transmisi virus dapat terus terjadi meski di tengah tingkat vaksinasi yang tinggi, maka potensi ledakan kasus tetap akan terus mengintai. Maka meningkatnya mobilitas masyarakat di tengah disiplin protokol 3M kian melemah, berpotensi untuk menciptakan ledakan kasus ke depan,” ucap Yusuf.

Menurut Yusuf, asumsi kunci dari herd-immunity adalah transmisi virus terhenti ketika orang yang divaksin atau pernah terinfeksi memiliki imunitas dan tidak akan menyebarkan virus. Herd-immunity karenanya hanya relevan jika kita memiliki transmission-blocking vaccine.

“Meski vaksin sangat membantu mencegah pemburukan kondisi akibat virus, namun vaksin yang kini tersedia tidak cukup mampu mencegah orang terinfeksi dan menyebarkan virus ke orang lain. Terlebih kini dengan kehadiran virus varian baru yang jauh lebih menular,” tutur Yusuf.

Bukti lebih jauh kini terjadi di banyak negara dengan tingkat vaksinasi tinggi. Berbagai negara dengan vaksinasi tinggi kini mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat signifikan, terutama dari serangan varian delta.

“Beberapa negara yang selama ini bahkan terkenal sebagai wilayah ‘zero Covid-19’ seperti Singapura dan Australia, mengalami lonjakan kasus tertinggi sepanjang pandemi, meski telah melakukan vaksinasi ke populasi secara massif,” ungkap Yusuf.

BACA JUGA: Indonesia Mulai ‘Membuka Diri’, Antisipasi Serangan Ketiga Covid-19

Singapura dan Australia yang selama ini menerapkan pembatasan yang ketat, termasuk pembatasan penerbangan internasional dan intervensi kesehatan publik yang kuat, mengalami lonjakan kasus ketika mulai melonggarkan pembatasan seiring vaksinasi.

Admin
Penulis