JAKARTA - Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri, meminta partai Gerindra bersikap atas pernyataan kadernya, Fadli Zon yang menyarankan agar Detasemen Khusus Anti Teror (Densus 88) dibubarkan. Menurut Ferdinand, pernyataan itu menyesatkan publik.
"Saya berharap agar Partai Geindra dan Ketua Umun Gerindra Prabowo Subianto mengevaluasi keberadaan Fadli Zon sebagai Anggota DPR. Sikap Fadli Zon ini membahayakan masa depan bangsa dari ancaman serangan teroris,"ujar Ferdinand Hutahean lewat keterangan tertulisnya, Jumat (15/10/2021).
Ferdinand mengaku heran dengan Partai Gerindra yang tidak merespon sikap Fadli Zon.
"Saya heran mengapa Gerindra seperti membiarkan begitu saja kadernya memberikan pernyataan menyesatkan, apakah itu sikap Partai Gerindra? Apakah pengahapusan Densus 88 itu sikap resmi Gerindra sehingga Partai Gerindra membiarkan dan mendiamkan begitu saja?"ujarnya.
Lebih lanjut, Ferdinand mengatakan, pernyataan Fadli Zon yang menyatakan bahwa terorisme tidak ada dan hanya dibuat-buat, sebagai pernyataan yang mendiskreditkan Pemerintah dan Pihak Kepolisian.
"Seolah pemerintah dan Kepolisian merekayasa tentang keberadaan terorisme. Saya harus menyatakan bahwa Fadli Zon meyesatkan dan sesat pikir," ujar mantan kader Partai Demokrat ini.
Ferdinand menyebut bahwa terorisme dan teroris itu nyata ada. Diseluruh belahan dunia teroris yng melakukan aksinya itu nyata dan bukan sesuatu yang dibuat-buat atau direkayasa.
"Di negara kita sendiri, aksi terorisme telah berulang kali terjadi dan yang terbesar adalah bom Bali yang menewaskan ratusan orang. Di Amerika menara Kembar runtuh dan menewaskan ribuan orang. Di Suriah, Libanon, Irak, Afganistan dan banyak negara telah menjadi korban dan merasakan betapa sadisnya perlakuan para teroris," ucapnya.
Sebelumnya, Fadli Zon mengeluarkan pernyataan yang menuai reaksi publik. Anggota DPR RI ini menyarankan agar Detasemen 88 Anti Teror atau Densusu 88, dibubarkan. Sebab menurutnya, saat ini sudah ada banyak lembaga yang menangani kasus terosrisme.
Lebih jauh, Fadli Zon menilai bahwa Densus hanya muncul dan hadirkan kebencian terhadap islam.
“Teroris separatis yang jelas-jelas menantang RI harusnya yang jadi prioritas tapi tak bisa ditangani. Jangan selalu mengembangkan narasi Islamofobia yang bisa memecahbelah bangsa,” kata Fadli Zon di akun Twitter-nya belum lama ini.
Di kesempatan lain, seperti dikutip dari Catatan Demokrasi TV One, Fadli Zon mengatakan, teroris di Indonesia tidak ada lantaran umat Islam di tanah air menganut aliran moderat dan memiliki tenggang rasa dengan umat beragama lain.
Fadli mengatakan, tidak perlu mengglorifikasi tentang teroris. Sebab teroris itu tidak ada.
"Menurut saya, sudahlah. Ini zaman berubah, jangan lagi kita mengglorifikasi tentang teroris, menurut saya itu tidak ada. Terorisme itu kebanyakan dibikin-bikin, dibuat-buat, difabrikasi,” tandasnya. (dal/fn)