MATARAM - Menteri Sosial Tri Rismaharini berpesan agar anak-anak terus berkreasi dan inovasi. Hal ini untuk meningkatkan nilai tambah produk yang ditampilkan di Sentra Kreasi ATENSI (SKA).
Hal tersebut disampaikan Risma saat membuka Sentra Kreasi ATENSI (SKA) Paramita Mataram, Kamis (14/10).
"Jadi kalian disini tidak hanya bisa membuat karya sekadar bisa, tetapi bagaimana karya itu bisa memiliki nilai tambah sehingga memiliki daya jual yang tinggi," kata Risma.
Saat meninjau worskhop keterampilan las, ia mencontohkan kepada anak-anak membuat besi tempat pot bunga dengan lebih presisi dan rapih. Dengan begitu semakin berkualitas produk, semakin dapat dilirik oleh kalangan menengah ke atas dengan harga yang lebih tinggi.
Seperti SKA yang lain, SKA Paramita merupakan pusat pengembangan kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya penerima manfaat dalam satu kawasan.
Sentra ini juga akan menjadi kawasan pemberdayaan untuk menciptakan embrio-embrio wirausaha mandiri di Kota Mataram dan sekitarnya.
Sejumlah bantuan dukungan Asistensi rehabilitasi Sosial (ATENSI) senilai total Rp826.622.700 juga diserahkan untuk 462 penerima manfaat yakni anak yatim piatu, penyandang disabilitas, dan lansia di kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara, dan Kabupaten Lombok Barat.
Bantuan berupa dukungan aksesibilitas, tabungan anak yatim, piatu dan yatim piatu, kebutuhan dasar dan nutrisi serta bantuan kewirausahaan.
Azra Ferista Olivia (15 tahun) merasa bersyukur mendapatkan perhatian pemerintah. Semangatnya untuk terus berjuang, tidak putus asa dan terus menggapai cita-cita seperti pesan almarhum sang ayah yang meninggal akibat Covid-19.
"Bapak bilang gini: jangan pernah takut untuk maju jadi yang lebih baik. semua sayang via, jangan pernah berfikir cita-cita terputus sampai disini," kenangnya. Pesan itulah yang menjadikan dirinya kuat menghadapi kondisi duka dan bangkit.
Penerima bantuan lainnya Nurhalimah, Ibu dari Muhammad Ilyas (6 tahun), seorang anak penyandang disabilitas fisik yang juga mengalami gangguan paru-paru ini tak putus asa membawa anaknya berobat demi kesembuhan anaknya.
"Saya sudah bawa berobat kemana-mana. Tapi belum juga sembuh. Saya senang Ilyas mendapat bantuan kursi roda adaptif. Karena selama ini Ilyas digendong terus. Dia tidak bisa bergerak sendiri di usianya sekarang. Saya yakin suatu saat Ilyas bisa berjalan," tandasnya. (khf/fin)