News . 08/09/2021, 19:05 WIB

Kerjasama Penggunaan Mata Uang Lokal, Kurangi Kebutuhan Dolar AS

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Direktur Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI) Rahmatullah Sjamsudin mengatakan, kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal (Local Currency Settlement/LCS) menurunkan kebutuhan akan dolar AS di Indonesia.

/p>

"Dengan demikian dampaknya akan terasa terhadap stabilisasi nilai tukar rupiah, karena sebelum ada LCS, perdagangan barang dan jasa, termasuk investasi ke luar negeri dan lain-lain, seperti pembayaran remitansi hingga pembayaran transfer dividen memakai dolar AS," jelas Rahmatullah di Jakarta, Rabu (8/9/2021).

/p>

Rahmatullah menyebutkan, nilai kerja sama penyelesaian transaksi LCS pada periode Januari - Juli 2021 telah mencapai USD 1,2 miliar. Adapun transaksi LCS Indonesia saat ini sudah dilakukan dengan empat negara, yaitu Thailand, Malaysia, Jepang. Kemudian dengan China baru dilakukan sejak Agustus 2021.

/p>

BACA JUGA: IHSG Ditutup Melemah 1,41 Persen, Tergerus 4 Sentimen Negatif

/p>

"Itu nilai transaksi LCS dengan Thailand, Malaysia, dan Jepang, dengan rata-rata per bulannya [setara] USD 177 juta dolar AS," ungkap Rahmatullah.

/p>

Untuk yen Jepang saja, kata dia, transaksi LCS saat ini sudah cukup signifikan, mencapai USD 190 juta selama Januari-Juli 2021.

/p>

Menurut Rahmatullah, saat ini kebutuhan dolar AS cukup tinggi karena merupakan musim pembayaran dividen, musim keluarnya arus modal asing, dan waktunya pembayaran kewajiban di luar negeri. Keberadaan transaksi LCS membuat kebutuhan tersebut menurun.

/p>

Selain itu, terdapat beberapa keuntungan lain dengan adanya transaksi LCS, yakni membuat biaya transaksi dua negara menjadi lebih murah karena tidak perlu lagi mengonversi mata uangnya terlebih dahulu ke dolar AS.

/p>

"Jadi langsung kalau importir Indonesia mau beli ringgit Malaysia untuk membayar barang bisa langsung ke bank ACCD (appointed cross currency dealer) LCS, sehingga tidak perlu lagi beli dolar AS terlebih dahulu, begitu pula sebaliknya," ucap Rahmatullah.

/p>

Ada pula keuntungan lainnya, yaitu unsur lindung nilai yang memperbolehkan pelaku usaha melakukan hedging menggunakan beberapa instrumen, termasuk Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).

/p>

Dengan LCS ketentuan threshold pembelian para pelaku usaha juga lebih fleksibel. Contohnya threshold transaksi LCS dengan baht Thailand dan ringgit Malaysia sampai dengan 200 ribu dolar AS tidak perlu menggunakan underlying , serta yen Jepang sampai dengan 500 ribu dolar AS.

/p>

"Tetapi dengan Tiongkok karena di sana ketat semua transaksi tetap harus menggunakan underlying," tegasnya.

/p>

Ia menambahkan,beberapa bank ACCD pun kini juga memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha untuk melakukan transaksi LCS secara daring. (git/fin)

/p>

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com