News . 06/09/2021, 10:02 WIB

Anies Disebut Penjaga Demokrasi, Ferdinand: Masak Berdemokrasi Jualan Ayat-Mayat, Gubernur Edan!

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA- Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan pemimpin yang menjaga demokrasi.

/p>

Hal itu menyusul rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) tahun 2020, menempatkan Provinsi DKI Jakarta urutan pertama.

/p>

Jakarta menjadi Provinsi yang paling demokratis sebesar 89,21 persen. Pencapaian itu konsisten didapatkan sejak Anies Baswedan memimpin Jakarta dari tahun 2017.

/p>

Menanggapi itu, pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean mengaku heran dengan pernyataan Ujang Komarudin yang menilai Anies adalah penjaga demokrasi.

/p>

"Masa Indonesia mau diajari berdemokrasi dengan jualan ayat mayat?Gubernur edan," tulis Ferdinand Hutahean, di twitter-nya, dikutip Senin (6/9/2021).

/p>

Ferdinand mengatakan, Anies disebut penjaga demokrasi sementara interpelasi soal dana Formula E saja tidak direspon Anies. Bahkan di Anies mengumpulkan sejumlah Partai di DPRD DKI untuk melawan interpelasi itu.

/p>

"Penjaga Demokrasi? Hahaha.. kocak ini yang ngasih pendapat. Saya malas nyari link beritanya dan ngga pengen tau siapa yang bikin pernyataan ini. Bagaimana Anies disebut penjaga demokrasi jika demokrasi tentang hak interpelasi saja dia tolak dengan memperalat partai pendukungnya?" ucap Ferdinand Hutahaean.

/p>

Sebelumnya, Ahli hukum tata negara, Refly Harun juga ikut berkomentar soal rilis BPS tersebut. Menurut Refly, capaian Anies selama ini tentang komitmen demokrasi di DKI Jakarta perlu diapresiasi.

/p>

"Kalau kita bicara tentang komitmen demokrasi ya. Bagi saya ini hal yang menggembirakan. Kenapa? Karena pemimpin negara ini, kalau bisa menjaga komitmen demokrasi, itu hal yang baik sekali, termasuk Anies,” kata Refly.

/p>

Refly berujar, Anies Baswedan selalu santai dan tidak mempermasalahkan orang yang menyerang dan mencacinya. Bahkan ada yang nekat menyerang pribadi Anies, namun tidak dipolisikan. Hal itu lah yang membuat indeks demokrasi di DKI Jakarta nomor satu.

/p>

“Sependek pengetahuan saya, atau sepanjang pengetahuan saya, Anies adalah gubernur yang tidak pernah mempermasalahkan kritik terhadap nya,” terangnya.

/p>

“Apalagi memperkarakannya ke ranah kepolisian. Itu yang membuat kemudian orang merasa bebas untuk mengkritik Anies, termasuk juga kritik yang kadang-kadang sudah mengarah kepada soal-soal penghinaan pribadi,” tandas Refly Harun. (dal/fin).

/p>

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com