JAKARTA - Para ahli telah mengumumkan keberadaan varian baru COVID-19.
/p>
Varian ini menurut temuan sebuah studi, adalah yang paling tinggi dalam penularannya.
/p>
Ia juga ditakutkan mampu melawan efek vaksinasi, yang sedang giat dilakukan seluruh umat manusia.
/p>
Varian ini sendiri menurut The Sun (30/8), pertama kali mucul di Afrika Selatan pada bulan Mei lalu.
/p>
Kini, beberapa negara seperti Inggris, China, Kongo, Maurtius, New Zealand, Portugal dan Swiss, telah melaporkan keberadaannya.
/p>
Daya mutasinya sendiri diketahui yang tertinggi dibandingkan varian lainnya, dengan 41,8 mutasi per tahunnya.
/p>
Varian jenis C.1.2 ini sedang dalam monitor Public Health England. Temuan ini diungkap pada jurnal Nature.(ruf/fin)
/p>