Pengamat Pertanyakan Niat Pemerintah Merger Pelindo, Kejar Untung Atau Cuma Aset?

fin.co.id - 30/08/2021, 17:49 WIB

Pengamat Pertanyakan Niat Pemerintah Merger Pelindo, Kejar Untung Atau Cuma Aset?

JAKARTA - Kementerian BUMN berencana membentuk holding BUMN Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Rencananya, Pelindo I, II, III dan IV akan bergabung menjadi sebuah holding BUMN, kemudian akan dibentuk Subholding berdasarkan klaster bisnis, yaitu peti kemas, non-peti kemas, logistik dan hinterland development. 

/p>

Namun demikian, pro-kontra kebijakan ini muncul. Beberapa pihak justru menilai kebijakan ini bisa menjadi blunder bagi pemerintah jika tidak dirancang sedemikian matang. Alih-alih mendapatkan keuntungan dari holding pelabuhan, kebijakan ini justru bisa membuat daya saing pelabuhan di Indonesia menurun dibandingkan negara lain. 

/p>

"Pelajari saja semua yang pernah holding atau merger, yang sudah holding atau merger itu maju gak? keuntungan naik? bisnis bersaing gak?. Kalau dari aset iya, kan digabung ya asetnya naik, tapi secara perannya naik gak?, keuntungannya naik gak?, buat karyawan oke gak?," ujar Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagyo, saat dihubungi Fajar Indonesia Network (FIN), Rabu (25/8) lalu. 

/p>

Agus mengakui, ia tidak bisa menilai secara kinerja bisnis karena sejatinya ia hanya melihat dari sudut pandang kebijakan. Meski demikian, berkaca pada pembentukan holding yang terdahulu, ia bisa mengatakan bahwa baik itu holding atau merger, tidak akan membuat perusahaan BUMN itu memenangkan persaingan dengan kompetitornya di luar negeri.  

/p>

"Merger atau holding itu sama. Kita mau bersaing dengan negara-negara lain yang sejenis di luar Indonesia atau kita mau gedein aset tapi terus bisa rugi?, itu perlu dipikirkan matang. Ini saya hanya dari sisi kebijakan, kalau dari sisi keuangan bukan saya, anda harus tanya ekonom," tegasnya. 

/p>

Menurut sudut pandang Agus, sebaiknya perusahaan-perusahaan BUMN yang sudah memiliki kinerja baik ini tidak perlu lagi di merger atau di holding-kan. Sebab, merger atau holding tidak serta merta membuat keuntungan yang besar bagi BUMN tersebut.  

/p>

"Kalau aset digabung sudah pasti besar. Pertanyaan saya adalah, kan kita akan bersaing. Pokoknya sekarang kita mau bersaing atau mau membesarkan aset? nanti kalau sudah besar apa masih bisa bersaing, tinggal pilih yang mana, kan kita melawannya kalau pelabuhan itu Port Klang Singapura, atau yang Thailand itu, apa mampu? kalau sendiri-sendiri gimana, kan sudah untung. Kalau sudah untung lalu mau gimana?," kata Agus. 

/p>

Sementara itu, Direktur Utama PT Pelindo II (Persero), Arif Suhartono saat dikonfirmasi mengenai hal ini memastikan, aksi korporasi yang akan dilakukan oleh BUMN Pelindo adalah merger, bukan Holding. 

/p>

"Perlu dipahami bahwa pengertian holding dan merger itu berbeda. Holding tidak mengubah identitas perusahaan aslinya. Sedangkan merger menghilangkan identitas perusahaan asalnya (legacy)," ujar Arif kepada FIN, Senin (30/8). 

/p>

Ia mencontohkan seperti terjadi pada holding BUMN semen yang terdiri dari Semen Padang, Semen Gresik dan Semen Tonasa. Perusahaan-perusahaan itu menurutnya tetap memiliki identitasnya masing-masing. Begitu juga perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam holding BUMN energi, yakni Pertamina, PGN, dan Pertagas,

/p>

"Bentuk integrasi Pelindo adalah merger bukan holding. Dengan merger, PT Pelindo I-IV tidak berdiri sendiri-sendiri lagi, tapi akan bergabung menjadi satu Pelindo," jelasnya. 

/p>

Menurut Arif, merger Pelindo memiliki banyak keuntungan, dimana pada intinya adalah menguatkan BUMN dan meningkatkan daya saing perusahaan.

/p>

 "Dengan penggabungan ini, Pelindo terintegrasi diharapkan akan memiliki kendali strategis yang lebih baik. Selain itu operasional bisnis pelabuhan laut akan lebih terkoordinasi dan pelayanan akan terstandar sehingga akan berdampak pada efisiensi dan penurunan biaya logistik secara bertahap," jelasnya. 

/p>

Merger Pelindo, kata Arif juga akan membuka kesempatan perusahaan untuk  go global. Integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEU

/p>

"Portofolio Pelindo Terintegrasi selanjutnya dikelompokan ke dalam klaster-klaster bisnis berdasarkan kedekatan bisnisnya yaitu Peti Kemas, Non Peti Kemas, Logistik dan Pembangunan hinterland, serta Marine, Equipment, & port service. Hal ini bertujuan agar eksekusi dan pengembangan bisnis dapat lebih fokus sesuai dengan lini bisnisnya," pungkasnya. (git/fin)

Admin
Penulis