JAKARTA - Proses seleksi imam masjid untuk Uni Emirat Arab (UEA) terus dilakukan. Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan menjaring 100 calon imam masjid. Ada tiga syarat utamanya. Yakni hafal Al Quran, fasih berbahasa Arab, dan qari.
/p>
"Terkait seleksi imam masjid untuk UEA, bahwa pengiriman imam masjid ke UEA merupakan bagian strategis dari kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Uni Emirat Arab," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Senin (30/8)
/p>
Yaqut mengakui seleksi imam masjid untuk UEA berjalan lambat. Sebab ada sejumlah syarat yang dianggap berat dan ketat. Syarat yang mesti dipenuhi adalah harus hafal Al Quran, bisa berbahasa Arab, dan qari.
/p>
Hingga saat ini, baru terjaring 33 imam. Jumlah ini masih sangat jauh dari target yang diminta Pemerintah UEA. Yaitu 200 imam hingga 2022 mendatang.
/p>
"Mencari perpaduan imam yang hafal Al Quran, fasih berbahasa Arab, dan qari sangat sulit. Tetapi kita terus berusaha. Tahun ini UEA meminta 100 imam. Tahun depan 100 juga. Ini kami kejar supaya sebelum kunjungan Presiden Jokowi ke Uni Emirat Arab sudah bisa terpenuhi," paparnya.
/p>
Kemenag membuka pintu bagi masyarakat yang tertarik untuk menjadi imam masjid di UEA. "Tentu dorongan dan bantuan dari bapak ibu sekalian, siapa tahu ada di antara saudara, tetangga, yang memenuhi ketiga kriteria itu bisa didorong," paparnya.
/p>
Seperti diketahui, sebanyak 213 hafiz Indonesia mengikuti seleksi calon imam masjid untuk UEA. Program ini diinisiasi Kementerian Agama. Seleksi ini telah berlangsung selama tiga hari. Yaitu 25 hingga 27 Agustus 2021.
/p>
UEA salah satu negara yang memiliki tingkat keberagaman tinggi. Imam masjid yang terpilih nantinya diharapkan bisa menjadi agen bagi bangsa Indonesia di UEA. (rh/fin)
/p>
