Ali Ngabalin Semprot Yahya Waloni: Makanya Belajar, Ilmu Dangkal Sok Pintar

JAKARTA - Tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin kembali menyindir Ustad Yahya Waloni yang kini telah ditahan Bareskrim Polri terkait dugaan penodaan agama.

/p>

Ali Ngabalin menyarankan Yahya Waloni banyak belajar Islam agar bisa menjadi pendakwah yang benar.

/p>

"Yahya Adindaku, makanya dari awal kita bilang ngana balajar dolo baru mo badakwah kasiang," ujar Ngabalin dengan dialeg Manado, dikutip akun Twitter-nya, Senin (30/8/2021).

/p>

Dia mengatakan, sekarang Yahya Waloni terlambat untuk mengklarifikasi ceramahnya. Kini di dia telah ditahan terkait dugaan penodaan agama.

/p>

"Sekarang nasi so jadi bubur ngana maki-maki org samua, so dapa tahang ngana insya Allah dorang mo hukum pa ngana karna ngana pe mulu sandiri nyanda bisa tahang akang. Nagri ini ada aturan dinda," kata Ngabalin.

/p>

Di cuitan lain, Ngabalin sebut Yahya Waloni sampah buangan Intoleran yang sok pintar tetapi dangkal dalam berfikir.

/p>

"Sampah-sampah buangan intoleran, ilmu yang dangkal dan sok pintar. membodohi ruang publik ujungnya melakukan penistaan semoga menjadi pelajaran bagi yang lain agar tidak masuk kategori Warga Negara kelas kambing," kata Ngabalin. (dal/fin).

/p>

MUI sebut Yahya Waloni bukan Ustad.

/p>

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengatakan, saat ini banyak penceramah yang secara spontan dipanggil Ustad. Padahal kadar ilmu yang dimiliki masih kurang. Dia menyinggung Yahya Waloni.

/p>

"Ini gampangnya saja orang disebut ustaz. Kalau di Timur tengah, ustaznya sekelas profesor. Di sini, orang sering ke masjid lalu jadi takmir masjid, sudah jadi ustaz. Jadi, ya men-downgrade lah, memperendah istilah ustaz itu sendiri," kata Cholil kepada wartawan, Ahad (29/8/2021).

/p>

MUI, kata dia, memiliki standar penceramah di Indonesia. Meskipun begitu, MUI tidak bisa melarang seseorang untuk bisa menjadi seorang penceramah atau dipanggil ustaz. (dal/fin)

/p>